Pamekasan (IMR) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, menjabarkan berbagai program inovatif yang diklaim sebagai pijakan awal pembangunan khususnya dalam 100 hari kerja masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati KH Kholilurrahman dan Sukriyanto sejak dilantik pada 19 Maret 2025 lalu.
Memang dalam rentang waktu tiga bulan pertama masa pemerintahan belum bisa dijadikan sebagai target resmi, sekalipun 100 hari kerja seringkali dijadikan sebagai tolak ukur dan progres pembangunan untuk lima tahun masa kepemimpinan kedepan.
Karena itu, Kholil-Sukri komitmen memaksimalkan kinerja selama masa kepemimpinan berlangsung. Sebab janji politik tentunya tidak cukup ditunjukkan pada fase awal masa kepemimpinan, tetapi hingga akhir periode.
Sejauh ini beragam program sudah dilaksanakan sebagai wujud realisasi sebagian visi misi yang diusung sejak awal masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lalu. Seperti penataan kota, pendidikan, ekonomi hingga sektor lainnya.
“100 hari kerja ini hanya permulaan dan sebagai starting point saja, bukan berarti setelah ini selesai. Artinya tetap berkelanjutan untuk membangun daerah hingga lima tahun kedepan,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, beberapa waktu lalu.
Dari itu, pihaknya komitmen menuntaskan berbagai janji politik yang diusungnya bersama sang wakil, Sukriyanto. “Prinsipnya memimpin suatu daerah itu merupakan bagian dari pengabdian, dan tentunya pemerintah juga akan dihadapkan dengan berbagai rintangan,” ungkapnya.
“Tapi kami yakin kendala seperti itu dapat dilewati dengan baik, sering dengan adanya dukungan penuh dari masyarakat. Sebab jika sudah ada kesamaan sudut pandang, proses pembangunan akan jauh lebih mudah dilakukan, dan berikan kami waktu agar pemerintah bekerja dengan tenang,” imbuhnya.
Selain itu program 100 hari kerja bukan sekedar formalitas seremonial belaka, tetapi sebagai stimulus untuk menggerakkan roda birokrasi dan pembangunan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Berdasar data yang dikeluarkan Pemkab Pamekasan, terdapat beberapa program yang dilaksanakan dalam 100 hari kerja kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto. Program tersebut melibatkan sejumlah stakeholder atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Program tersebut meliputi penataan kota berfokus pada penertiban dan penataan PKL di kawasan Arek Lancor, Eks PJKA, Food Colony dan sepanjang Jl Jokotole. Hal tersebut dilakukan berkat kolaborasi lintas instansi, Diskop UKM Naker, Satpol-PP, Dishub hingga Bank Jatim melalui bantuan gerobak dari program CSR.
Termasuk program restorasi dengan tagline Pamekasan Berteman, kolaborasi antara DLH, PUPR dan Dishub. Kolaborasi tersebut menghasilkan produk berupa pengecetan dan pemasangan lampu kota di Arek Lancor, pemeliharaan LPJU dan lampu tugu selamat datang hingga perbaikan trotoar di sepanjang Jl Jokotole.
Fasilitasi perizinan program pendirian Koperasi Merah Putih di 189 desa/kelurahan di Pamekasan, di antaranya dengan membantu penerbitan akta notaris dan badan hukum. Termasuk membantu penerbitan NIB bagi 519 IHT (Industri Hasil Tembakau) dari Disperindag.
Nelayan Jaya menjadi inovasi program yang digagas bersama DKP dengan memberikan jerigen barcode untuk akses BBM Subsidi, serta memfasilitasi BPJS Ketenagakerjaan bagi masyarakat nelayan. Termasuk juga petani bangkit melalui tanam panen bersama, konsolidasi PPL dan Gapoktan hingga bantuan alsintan dan pupuk NPK bagi petani tembakau.
Pamekasan Sehat melalui pemeriksaan kesehatan gratis di semua Puskesmas di Pamekasan, termasuk layanan Posyandu Sejiwa bagi penderita gangguan kejiwaan yang terabaikan. Lansia Sejahtera juga menjadi salah satu program pendampingan dan pembentukan kampung peduli lansia di setiap Puskesmas, Khususnya untuk menjaga kesehatan kelompok usia lanjut.
Peternak Digdaya juga dilakukan melalui pemeriksaan hewan kurban, penyerahan SKLB bagi peternak sapi dan bibit SNI. Termasuk program Pelayanan Administrasi Kependudukan Pantura alias Paduka, pelayanan dokumen kependudukan langsung ke masyarakat Pantura, Khususnya Batumarmar, Pasean dan Waru.
Pesantren Tangguh juga dijadikan sebagai program awal melalui pelatihan santripreneur untuk 80 santri dari 20 pesantren, termasuk program eco pesantren dari DLH (3R, bibit tanaman, tempat sampah) hingga pemeriksaan anemia dan pemberian TTD dari Dinkes. Program lainnya Tera’ Bulan yang dijadikan sebagai ajang dialog bulanan bupati-wabup bersama RT/RW sebagai sarana serap aspirasi langsung dari masyarakat akar rumput. [pin/kun]