Magetan (IMR) – Lima kecamatan di Kabupaten Magetan—Poncol, Parang, Lembeyan, Kawedanan, dan Nguntoronadi—menjadi wilayah rawan terdampak banjir bandang apabila tanggul Bendungan Gonggang jebol.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tersebut, BPBD Kabupaten Magetan bersama berbagai unsur terkait melaksanakan Gladi Lapang Rencana Tindak Darurat (RTD)di Lapangan Desa Pragak, Kecamatan Parang pada Kamis, (26/6/2025),
Kegiatan dimulai dengan apel yang dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Magetan, Winarto. Apel diikuti oleh jajaran pejabat penting seperti Kapolres Magetan, Komandan Kodim 0804/Magetan, Kepala BBWS Bengawan Solo, Kepala DPUPR, Dinsos, Dinkes, Diskominfo, Dishub, serta Satpol PP dan Damkar Magetan.
Turut hadir pula unsur Forkopimca dari lima kecamatan terdampak, serta 25 Kepala Desa dan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana banjir bandang pada kecamatan tersebut. Kegiatan ini juga melibatkan potensi relawan penanggulangan bencana Magetan.
“Simulasi ini diselenggarakan sebagai langkah nyata dalam pencegahan dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Sebagaimana diketahui, di lereng Gunung Lawu terdapat dua bendungan besar yaitu Telaga Pasir Sarangan dan Bendungan Gonggang,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.
Kondisi geografis tersebut menjadikan daerah sekitar berpotensi terdampak apabila terjadi bencana banjir bandang akibat kerusakan infrastruktur bendungan.
Melalui gladi ini, seluruh unsur terkait—baik dari OPD, Forkopimca, Pemerintah Desa, masyarakat, hingga relawan—dilatih untuk memahami peran dan prosedur masing-masing saat kondisi darurat. Diharapkan melalui latihan ini, respon cepat dan tepat dapat dilakukan sehingga potensi korban jiwa maupun kerugian materil dapat diminimalisir.
Winarto dalam sambutannya menekankan pentingnya peran aktif Pemerintah Desa dan Forkopimca dalam menyebarluaskan informasi mengenai RTD Bendungan Gonggang kepada warga masyarakat di wilayah masing-masing.
“Kegiatan gladi ini menjadi bentuk nyata komitmen bersama dalam membangun budaya tangguh bencana serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Magetan,” kata Winarto. [fiq/ian]