Aksi Demo Depan Gerbang UB Malang, Kritik Akademisi dan Guru Besar

MALANG RAYA133 Dilihat

InfoMalangRaya – Puluhan masyarakat yang menamakan diri sebagai Gabungan Masyarakat Kota Malang Cinta Damai melakukan aksi demo di depan Universitas Brawijaya (UB) Jalan Veteran Kota Malang, Sabtu (10/2/2024). Dalam aksinya, mereka mengkritik akademisi, utamanya guru besar yang mengeluarkan pernyataan yang dianggap sentimental pada Pemilu 2024 ini. Koordinator lapangan (korlap), Syamsul Subakri alias Mbah Jo dalam orasinya menyatakan bahwa saat ini pelaksanaan Pemilu 2024 kurang empat hari lagi. Pihaknya menilai perkembangan situasi di masyarakat yang cenderung memanas.
Oleh karena itu, Gabungan Masyarakat Kota Malang Cinta Damai mempertimbangkan bahwa Pemilu merupakan salah satu tonggak demokrasi. Dan masyarakat adalah penentu arah masa depan bangsa. “Sebagai warga negara, kita bersama-sama bertanggung jawab untuk ikut serta dalam menentukan arah masa depan bangsa melalui hak pilih yang dimiliki. Untuk itu, mari kita kawal pelaksanaan Pemilu 2024 sebagai panggung yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan, solidaritas, dan persatuan,” ucap Mbah Jo dalam orasinya. Untuk itu, Mbah Jo menilai perlu adanya sikap saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan pilihan politik. Menurutnya, perbedaan pandangan dan pilihan politik merupakan modal dalam memperkaya pemahaman sekaligus memperkuat kesadaran berbangsa dan bernegara. Dalam aksi itu, Mbah Jo dan peserta aksi demo juga menyentil soal maraknya pernyataan sikap yang disampaikan oleh para guru besar, rektor, dan civitas akademika. Mereka menilai, pernyataan yang dibuat itu justru tidak memberikan contoh yang baik. Semestinya lanjut Mbah Jo, guru besar, rektor hingga civitas akademika dapat memberi contoh yang mengutamakan pendidikan politik yang damai dan mengutamakan proses hukum. “Bukan justru kekanak-kanakan dengan memberikan pernyataan yang sentimental, memihak, dan provokatif tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan keamanan di lingkungan masyarakat,” kata Mbah Jo. Saat ini, pihaknya menganggap para akademisi justru melakukan propaganda yang tidak berlandaskan pada fakta yang ada untuk kepentingan politik tertentu. Mereka menganggap pernyataan itu bermuara pada situasi chaos apabila pemilu dimenangkan salah satu calon yang tidak didukung olehnya. “Di samping itu, kami juga masih menemukan di Kota Malang ini kampanye yang mengandung kebencian dan merendahkan martabat pihak lain serta upaya penyebaran informasi palsu (hoax) yang merusak iklim demokrasi sehingga menyulut konflik dan permusuhan,” kata Mbah Jo. Dalam aksinya, Gabungan Masyarakat Kota Malang Cinta Damai menyampaikan 10 tuntutan, diantaranya 1. Menuntut pelaksanaan pemilu 2024 yang damai. 2. Menuntut para tokoh, para rektor dan guru besar serta kalangan akademisi untuk bijaksana dan menghindari pernyataan pernyataan yang sentimen dan provokatif. 3. Meminta para mahasiswa untuk aktif dalam pesta demokrasi tanpa terlibat dengan kegiatan kegiatan yang inkonstitusional dan revolusioner yang dapat memicu konflik dan merusak kedamaian serta tatanan masyarakat.
Baca Juga :
Polres Malang Tangkap Remaja 19 Tahun Usai Lancarkan Curanmor di Belasan TKP

4. Meminta para petinggi parpol dan relawan, agar bersaing secara positif. Beradu program terbaik untuk masyarakat dan hindari saling merendahkan dan menjelekkan atau bahkan memfitnah dan memprovokasi. Kami masyarakat sudah cerdas. 5. Menuntut penyelenggara pemilu untuk menyelenggarakan pemilu secara jujur dan adil sesuai amanat konstitusi. 6. Menjaga keadaban publik dan mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan dan memperkuat ikatan persaudaraan dalam membangun Indonesia yang lebih baik 7. Hindari penyebaran informasi palsu, hoax, fitnah yang berpotensi memecah belah anak bangsa dan membangun permusuhan di masyarakat. 8. Agar seluruh komponen bangsa berkomitmen mengawal pelaksanaan Pemilu 2024 sebagai proses demokrasi yang mengedepankan sikap tawassuth, tasamuh, musyawarah, dan ishlah sehingga Pemilu berlangsung damai bagi kemajuan Indonesia. 9. Semuanya demi kemaslahatan umat. Kita semua bersaudara, Pesta Demokrasi 5 tahun sekali bukan perang dan caci maki. 10. Indonesia damai, tenteram serta pemilu berjalan aman dan lancar,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *