Video Ambulans Viral di Media Sosial
Sebuah video yang menampilkan sekelompok anak muda menumpangi mobil ambulans telah menjadi viral di media sosial Instagram sejak Kamis (26/11/2025). Dalam video tersebut, salah satu anak muda terlihat merekam momen tersebut sambil melemparkan candaan dan tertawa terbahak-bahak saat mobil ambulans membunyikan sirene untuk menerobos kemacetan di jalan raya.
Video ini menarik perhatian publik karena aksi yang dilakukan oleh para pemuda dan sopir ambulans dianggap tidak sesuai dengan protokol keselamatan dan hukum lalu lintas. Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, menjelaskan bahwa video tersebut direkam saat mobil ambulans melintasi traffic light di Patung Kreta, Jalan Gunung Agung, Subagan, Kabupaten Karangasem.
“Ambulans milik Hasna Medika itu sedang mengangkut sekelompok mahasiswa yang hendak melaksanakan cek kesehatan (medical check up) di Laboratorium Kesehatan Daerah Militer (Lab Kesdam) Denpasar,” ungkapnya pada Sabtu (29/11/2025).
Ariasandy menegaskan bahwa aksi sopir ambulans dan para mahasiswa tersebut melanggar hukum. Meskipun demikian, pihak Satuan Lantas Polres Karangasem tidak melakukan tilang, melainkan memberikan teguran simpatik kepada sopir ambulans.
Para mahasiswa, sopir ambulans, dan pihak Klinik Hasna Medika telah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terkait kejadian tersebut. Dalam pernyataannya, para mahasiswa menyampaikan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menciptakan kegaduhan di media sosial. Mereka juga mengaku tidak menyangka bahwa tindakan meminta sopir ambulans untuk membunyikan sirene dapat merugikan orang lain dan melanggar hukum.
“Diingatkan agar kejadian ini tidak terulang kembali, dan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak. Pihak klinik juga diharapkan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terkait penggunaan ambulans sesuai peruntukannya,” imbuh Ariasandy.
Penjelasan dari Pihak Terkait
Pihak klinik dan mahasiswa yang terlibat dalam kejadian ini menjelaskan bahwa tujuan awal dari kegiatan tersebut adalah untuk mempercepat proses cek kesehatan. Namun, mereka tidak menyadari bahwa tindakan menggunakan sirene secara tidak wajar bisa menimbulkan dampak negatif.
Dalam pernyataan resmi mereka, para mahasiswa mengakui bahwa mereka tidak bermaksud untuk mengganggu lalu lintas atau menciptakan keributan. Mereka juga berjanji untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan di masa depan.
Sementara itu, pihak klinik mengatakan bahwa mereka akan segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan penggunaan ambulans. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa terjadi kembali.
Reaksi Publik dan Edukasi
Kejadian ini menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat. Banyak netizen mengkritik tindakan para mahasiswa dan sopir ambulans yang dianggap tidak bertanggung jawab. Mereka menilai bahwa penggunaan alat darurat seperti sirene harus digunakan hanya dalam kondisi darurat, bukan untuk keperluan pribadi atau hiburan.
Selain itu, banyak pihak mengingatkan pentingnya kesadaran hukum dan etika dalam berlalu lintas. Penggunaan ambulans semestinya hanya diperbolehkan dalam situasi mendesak, seperti evakuasi pasien atau penanganan kecelakaan. Tindakan yang dilakukan oleh para mahasiswa dianggap sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas darurat.
Langkah Pemerintah dan Kepolisian
Pihak kepolisian dan pemerintah daerah Bali juga mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Salah satunya adalah meningkatkan sosialisasi tentang aturan penggunaan ambulans dan hak lalu lintas. Selain itu, pihak berwenang juga akan mengevaluasi sistem pengawasan terhadap kendaraan darurat.
Kombes Ariasandy menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi ini dan siap mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran yang sama. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan fasilitas umum, terutama yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan.
Kesimpulan
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama bagi para mahasiswa dan institusi kesehatan. Penggunaan ambulans harus dilakukan dengan tanggung jawab dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.







