InfoMalangRaya – Aktivitas lomba balap lari yang dilakukan muda-mudi di Kota Batu beberapa hari terakhir ramai jadi perbincangan. Kegiatan yang dilakukan dinihari menjelang sahur itu sudah jadi agenda tahunan saat bulan Ramadan. Kini, aktivitas tersebut juga kembali menjadi tren di beberapa daerah.
Baca Juga :
Tips Menyimpan Nasi Supaya Awet dari Berbuka Puasa hingga Sahur
“Sebenarnya awal adanya balap lari itu sudah 2-3 tahun lalu setiap bulan ramadan, untuk ramenya (viral di media sosial) baru tahun ini,” kata Irsan, salah satu pelaku balap lari di Kota Batu, Jumat (7/3/2025). Dikatakannya, balap lari tersebut awalnya diinisiasi oleh sekelompok pemuda di salah satu desa di Kota Batu. Ternyata, aktivitas olahraga di malam hari itu banyak diminati, para pemuda tersebut mengembangkan balap lari menjadi sebuah perlombaan pada bulan ramadan. Utamanya dinihari menjelang waktu sahur. Kegiatan bergulir hampir setiap hari. Kini, para peminat balap lari di Kota Batu sudah menjelma menjadi komunitas dan mewadahi siapa saja yang mau bergabung. Mereka menikmati keseruan adu cepat satu lawan satu itu bak sedang melombakan atlet profesional. “Kegiatan ini dilihat memang ada banyak hal positifnya. Para pemuda-pemudi yang mempunyai bakat terpendam di dalam bidang olahraga atletik/lari jarak pendek ikut. Balap lari ini jadi sarana penyaluran bakat itu,” jelas Irsan yang juga admin akun media sosial info.balaplaribatu itu. Ia menceritakan, balap lari yang diselenggarakan awalnya berpindah-pindah lokasi. Seiring berjalannya waktu lomba antar anak muda itu semakin dikembangkan dan banyak menarik perhatian. Peserta maupun penonton dari daerah lain turut serta mengikuti balap lari yang diadakan di Kota Batu. Pelaksanaan balap lari biasa dimulai pukul 01.00 WIB sembari menunggu waktu sahur. Saat semakin banyak peminat, para pelakunya memutuskan untuk hanya diselenggarakan di satu lokasi saja yakni Desa Sumberejo. Irsan berujar, bahwa untuk peserta balap lari juga dibedakan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus. Di antaranya, batas usia 17-35 tahun, kemudian terkait berat badan dan tinggi badan serta gender disesuaikan dengan lawan main.
Baca Juga :
Rumah Rusak Akibat Bencana Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Temas Kota Batu Harus Utang untuk Rehab Mandiri
“Jadi, tinggi badan dan berat badan harus sama antara pelari. Kalau atlet juga lawannya harus sepadan atau sama-sama atlet,” urainya. Ia menilai, balap lari ini diminati para muda-mudi di Kota Batu ketimbang balap motor liar karena tidak beresiko dan menjadi sebuah hiburan yang murah. Karena banyak yang antusias berpartisipasi, dalam sehari balap lari dibatasi jumlah pertandingannya dengan menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. “Satu hari kita batasi, biasanya hanya 4 pertandingan, karena keburu sahur dan atlet biar bisa istirahat,” imbuh Irsan.