InfoMalangRaya – Cara BLK, perusahaan yang mengaku berasal dari Colorado, negara bagian Amerika Serikat ini sungguh picik. Guna menggaet mangsa, BLK tak segan untuk “melempar umpan” kepada warga desa. Yakni dengan modus menjadi sponsor dengan cara memberikan fresh money. Kepada JatimTIMES, ASY yang merupakan salah satu perangkat desa di Kabupaten Malang menjabarkan kronologi awal mula BLK menyusup ke desa-desa. Bermula pada akhir Agustus 2024 lalu, warga desa menggagas event Festival Kebudayaan.
Baca Juga :
PT KAI Daop 9 Jember Layanani Dua Juta Lebih Pelanggan, Ini Pemicunya
“Kebetulan saya dan rekan perangkat desa itukan memang penggiat kebudayaan. Kemudian, BLK pada saat itu menawarkan bantuan sponsor yaitu asupan dana untuk kegiatan yang berupa fresh money sebesar Rp 5 juta,” ujarnya. Perlu diketahui, ASY mengabdi sebagai perangkat desa yang membidangi bagian kesejahteraan kepada masyarakat. Latar belakang itulah, yang membuat ASY dan perangkat desa lainnya terbiasa berkolaborasi dengan sejumlah pihak. Termasuk untuk mencarikan sponsor demi menunjang kegiatan warga. “Kami memang biasa komunikasi dengan beberapa pihak yang mau jadi sponsor. Mulai dari koperasi simpan pinjam, atau dari perbankan itu memang sering menghubungi kami,” imbuhnya. ASY dan perangkat desa lainnya pada saat itu tidak langsung menerima mentah-mentah sponsor yang hendak diberikan BLK. Sebaliknya, ASY dan rekannya mencoba mendalami perusahaan apa itu BLK. “Dan akhirnya pemberian sponsor itu harus ada hubungan timbal balik, ada kompensasi. Jadi BLK minta waktu untuk sosialisasi,” ujarnya. Permintaan yang terkesan sederhana tersebut akhirnya pada saat itu dikabulkan oleh para perangkat desa. Mereka kemudian menanyakan kepada BLK persyaratan apa yang diminta saat sosialisasi. “Ternyata mereka (BLK) hanya minta waktu dan dibantu untuk menghadirkan 350 orang,” tuturnya. Persyaratan tersebut akhirnya disanggupi oleh para perangkat desa. Yakni menghadirkan 350 peserta sosialisasi. “Setelah kami pertimbangkan, pada saat itu, oke, kami bisa ikut membantu menghadirkan 350 orang dalam kegiatan sosialisasi,” imbuhnya. Ternyata, pada saat sosialisasi, banyak warga yang datang. Bahkan ada yang berasal dari luar desa tempat ASY mengabdi sebagai perangkat desa. “Akhirnya ada kesepakatan, dari sanalah kami dari perangkat desa awalnya mengenal BLK,” ujarnya. Pada serangkaian sosialisasi tersebut, ASY beserta warga dan perangkat desa lainnya mengulik seputar apa itu BLK. Pada saat itu, sejumlah perwakilan dari BLK mengaku jika mereka merupakan perusahaan yang berasal dari Colorado, negara bagian Amerika Serikat yang bergerak pada bidang advertising. Yaitu dengan memanfaatkan teknologi digital. Nama perusahaannya adalah BLK Culture Advertising Media, Co., Ltd. “Kata mereka (BLK) pada saat itu, dengan membaca review novel itu akan ada komisi,” tuturnya. Mendapatkan penjelasan tersebut, ASY dan peserta sosialisasi yang hadir tak serta merta percaya. Mereka terus mencerca pertanyaan kepada perwakilan BLK yang sempat hadir pada kegiatan sosialisasi. “Akhirnya kami mendapatkan clue, BLK ini memanfaatkan google AdSense. Jadi BLK yang menyediakan karyawan, sementara dari perusahaan novel online itu menyediakan bahan atau materi novel yang di review. Kami di yakinkan jika pekerjaan ini logis,” tuturnya. Semula, pada awal sosialisasi, tidak ada warga maupun perangkat desa yang tergiur. Pihak BLK pada akhirnya meyakinkan dengan memberikan simulasi kepada peserta sosialisasi yang hadir.
Baca Juga :
Begini Cara Memiliki NPWP Supaya Tak Berakhir Seperti Saih Halilintar
“Pada acara simulasi itu para peserta sosialisasi mempraktikkan bagaimana kerja di BLK, istilahnya magang. Jadi tidak perlu daftar, tapi bisa langsung praktik kerja dan langsung dapat komisi dalam satu hari sekitar Rp 10 ribu,” imbuhnya. Dari sekian penjabaran dan upaya busuk dari BLK itulah, ASY yang sejatinya tak sadar hendak dijerumuskan akhirnya mendaftar sebagai karyawan online BLK. Ketika itu, ASY sendiri harus membayar Rp 3.380.000. “Saya memang sudah jadi karyawannya BLK. Tapi kami tidak ada pemaksaan sama sekali kepada masyarakat, untuk selanjutnya memang kita serahkan kepada masyarakat apakah mau bergabung atau tidak,” imbuhnya. Setelah sosialisasi dan mendapatkan simulasi, ternyata banyak korban yang pada akhirnya kepincut bergabung jadi karyawan BLK. Diperkirakan, di desa ASY saja, ada puluhan orang yang mendaftar. “Setelah simulasi, beberapa hari kemudian memang ada masyarakat yang tertarik. Kemudian daftar langsung ke beberapa orang petugas BLK. Jadi saya tidak bisa memonitor, tapi prediksi saya ada sekitar 20 orang (di desanya) yang akhirnya jadi karyawan BLK,” jelas ASY. Semula, sesaat setelah terdaftar sebagai karyawan BLK, baik ASY dan para karyawan lainnya memang mendapatkan haknya. Bahkan, bayaran yang diterima setiap harinya terbilang cukup fantastis. ASY sendiri mengaku mendapatkan bayaran Rp 130 ribu setiap harinya. Pertimbangan itulah, yang membuat ASY dan perangkat di desanya akhirnya bertekad untuk mencoba menghimpun swadaya kemudian mendaftar BLK. Hasilnya, akan digunakan untuk kepentingan masyarakat desa yang kurang mampu. Namun, sebelum niat mulia tersebut terealisasi, BLK dikabarkan kolaps. Bayaran, tabungan, hingga bonus macet. Hingga akhirnya, niat ASY dan kawan-kawan dibatalkan. “Kami di perangkat desa itu memang sudah di doktrin, otak kita nomor satu adalah bagaimana memikirkan kesejahteraan masyarakat kita. Jadi memang sempat ada beberapa dasar untuk ikut BLK, tapi akhirnya yang untuk sosial itu jadi sekedar wacana,” pungkasnya. Di sisi lain, JatimTIMES telah mencoba mengkonfirmasi pihak BLK. Yakni Dedy Prasetyo Putra. Dia merupakan sosok yang disebut merupakan salah satu petinggi BLK di Indonesia. Dedy itulah yang merupakan salah satu sosok yang aktif memberikan sosialisasi kepada calon korban agar menjadi karyawan online BLK. Namun, upaya JatimTIMES untuk mengkonfirmasi yang bersangkutan tidak mendapat tanggapan. Bahkan saat dihubungi melalui telepon seluler maupun WhatsApp juga tidak ada tanggapan. Nomornya tidak aktif. Hingga kini, pesan wartawan melalui aplikasi Chatting WhatsApp juga tidak ada balasan, hanya centang satu yang menandakan nomornya kini telah dinonaktifkan. Namun, JatimTIMES mencoba menelusuri keberadaan Dedy termasuk melacak tempat tinggalnya. Seperti apa kelanjutannya, simak dalam pemberitaan selanjutnya. Sekedar informasi, pemberitaan ini tayang berseri dan merupakan seri ke-5. Seri sebelumnya bisa di simak melalui subjudul: Miliaran Nestapa Karyawan Online BLK yang mulai ditayangkan pada tanggal 8 September 2024. Seperti apa kelanjutan penelusuran media online ini?. Simak terus hanya pada pemberitaan eksklusif di JatimTIMES.com.