InfoMalangRaya – Bencana banjir hingga longsor terjadi pada beberapa titik di Kabupaten Malang dalam semalam, Kamis (28/11/2024). Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyebut, bencana terjadi di sejumlah kecamatan mulai dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Bantur, Pagak, Kalipare, Donomulyo, hingga Gedangan. Terparah, bencana banjir luapan hingga longsor terjadi di Kecamatan Sumawe. Tercatat, kurang lebih ada 95 rumah warga yang terdampak. Selain itu fasilitas umum berupa masjid hingga dua kendaraan pikap juga turut terendam air banjir luapan.
Baca Juga :
Raih Penghargaan Indonesia CSR Awards 2024, FIFGROUP Buktikan Komitmen Implementasi Misi Perusahaan
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi nyaris seharian di Desa Sitiarjo pada Kamis (28/11/2024), mengakibatkan debit hulu sungai mengalami kenaikan meskipun masih pada batas aman. Selain itu juga terjadi luapan air dari irigasi di sekitaran area persawahan yang mengakibatkan genangan kurang lebih setinggi 30 sentimeter. Luapan dari sungai kecil di belakang Pasar Sitiarjo juga mengakibatkan akses jalan terdapat genangan setinggi kurang lebih 30 sentimeter. “Situasi di sana terpantau aman terkendali, kegiatan warga normal. Namun sebagian warga telah mengungsikan kendaraan ke tempat yang lebih tinggi, mengantisipasi debit air sungai yang semakin tinggi,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan, saat ditemui JatimTIMES, Jumat (29/11/2024). Lanjut, tanah longsor dan banjir luapan juga terjadi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumawe. Bencana tersebut terjadi pada Kamis (28/11/2024) sekitar pukul 16.00 WIB. Sebelum terjadi bencana, hujan terjadi sejak Kamis (28/11/2024) sekitar pukul 04.00 WIB. Akibatnya tembok penahan tanah dengan panjang sekitar 10 meter dan tinggi 5 meter longsor. Di sisi lain, hujan juga mengakibatkan genangan banjir dari luapan air sungai pada barat pasar depan Gereja GPDI. Tercatat, genangan air mencapai ketinggian kurang lebih 1 meter. Beberapa rumah warga di Dusun Rowotrate juga turut tergenang hingga setinggi kurang lebih 15 sentimeter hingga 1 meter. “Dua rumah terdampak longsor, sedangkan untuk yang di Dusun Rowotrate masih dalam pendataan,” ujar Sadono. Hingga Kamis (28/11/2024) malam sekitar pukul 21.30 WIB, genangan di daerah pasar dan depan gereja sudah surut. Namun terjadi pemadaman listrik sehingga mengakibatkan kurangnya penerangan saat penanggulangan bencana. Malam itu, akses ke Dusun Rowotrate belum bisa di lalui karena ada beberapa titik longsor. Personel gabungan yang dikerahkan juga kesulitan berkomunikasi via handphone karena terkendala sinyal. Banjir luapan dilaporkan juga terjadi di Kampung Raas, Dusun Sukorejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumawe. Kejadiannya pada Kamis (28/11/2024) sekitar pukul 16.45 WIB namun baru bisa dilaporkan pada Jumat (29/11/2024) dini hari.
Baca Juga :
Evakuasi Pohon Tumbang Berlangsung Cepat, Arus Lalin di Ngawi Kembali Lancar
“Dampaknya kurang lebih 29 rumah dengan 115 jiwa tergenang air. Selain 29 rumah, satu fasilitas umum berupa masjid juga turut tergenang air,” ujar Sadono. Hingga Jumat (29/11/2024), dilaporkan beberapa rumah sudah dibersihkan dari lumpur akibat banjir. Namun, hingga kini pendataan dampak bencana masih berlangsung. Di waktu yang bersamaan, yakni pada Kamis (28/11/2024) sekitar pukul 16.45 WIB, banjir luapan juga terjadi di Kampung Raas, Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumawe. Bencana tersebut baru terlaporkan pada Jumat (29/11/2024) dini hari. Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi mulai pukul 11.00 WIB hingga Kamis (28/11/2024) sore, mengakibatkan banjir yang menggenangi beberapa pemukiman warga. Ketinggian air diperkirakan mencapai ketinggian 1 hingga 2 meter. Hingga Jumat (29/11/2024) sekitar pukul 09.25 WIB, genangan air dilaporkan belum surut. Warga yang terdampak terpaksa harus mengungsi di tujuh titik yang berbeda. Yakni di sejumlah rumah warga yang tidak terdampak banjir. “Dampaknya kurang lebih 60 unit rumah dari 52 KK dengan 166 jiwa tergenang air. Sementara di lokasi berbeda, yakni RT 09, RW 02 kurang lebih ada 4 rumah dari 4 KK dan 12 jiwa hingga dua unit mobil pikap juga tergenang serta terendam air,” beber Sadono. Hingga berita ini disusun, proses penanganan evakuasi dan pendataan bencana masih berlangsung. Sementara air masih menggenangi rumah warga setinggi kurang lebih 60 sentimeter. “Sejumlah personel gabungan dari unsur BPBD dan PMI Kabupaten Malang, Muspika Sumawe, perangkat desa dan masyarakat setempat, Tagana, hingga sejumlah relawan masih melakukan upaya penanganan di lapangan,” pungkas Sadono.