Biaya Fantastis, Haji Furoda Tetap Diminati

MALANG RAYA297 Dilihat

Infomalangraya – MALANG KOTA – Antrean ibadah haji sudah berada di kisaran 30 tahun. Bagi yang memiliki dana lebih, sebagian memilih jalur haji khusus (dulu ONH plus) yang antreannya saat ini di kisaran 7 tahun. Sebagian lagi memilih jalur haji furoda yang tanpa antrean, meski harus dengan biaya fantastis.
Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Jawa Timur Mochamad Sufyan Arif menjelaskan, kuota haji khusus tahun ini sebanyak 17.680 jamaah. Terdiri dari 16.128 jamaah haji khusus, 177 jamaah haji khusus prioritas lanjut, serta 1.375 petugas haji khusus.
”Itu diatur berdasar Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 130 Tahun 2023. Kalau untuk haji furoda yang merupakan haji non-kuota tidak diketahui jumlah pastinya. Hanya masing-masing biro perjalanan yang mengetahui,” ujarnya kemarin (1/6).

Sufyan lantas memberi contoh di biro perjalanan haji dan umrah yang dia kelola. Tahun ini kuota haji furoda yang didapat sebanyak 21 orang. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu yang hanya tujuh orang. Minimnya pemberangkatan haji furoda tahun lalu karena memang ada pemotongan kuota.
Kuota yang lebih banyak didapat biro perjalanan Saudaraku Umrah dan Haji. Tahun ini mereka bisa memberangkatkan sekitar 50 jamaah. Jumlah itu tidak jauh berbeda dengan periode pemberangkatan sebelumnya. ”Tapi kadang ada jamaah yang visanya tidak terbit. Seperti tahun lalu, tiga orang batal berangkat karena visa mereka tidak keluar,” kata Customer Service Saudaraku Umrah dan Haji Dian Anggraini.
Dian menjelaskan, tahun ini pihaknya mematok biaya untuk haji furoda sebesar USD 27.950 atau Rp 416,9 juta (kurs Rp 14.916 per USD). Biaya tersebut naik dibanding musim haji tahun lalu yang dipatok USD 25.950 atau Rp 387,1 juta.
Meski demikian, Dian menegaskan bahwa peminat haji furoda tetap banyak. ”Waktu kami informasikan kenaikan biaya itu, respons calon jamaah masih wajar meski menilai mahal. Mungkin karena mereka memang sudah siap secara finansial,” terang Dian.
Sama seperti haji jalur reguler, pada haji furoda juga terdapat setoran awal. Masing-masing biro penyelenggara mematok angka berbeda. Di tempat Dian, setoran awal yang harus dibayar jamaah sebesar USD 8.000. Sisanya dilunasi saat visa sudah keluar.
Terkait dengan layanan yang didapatkan jamaah, Dian menyebutkan ada fasilitas seperti maktab yang paling dekat dengan tempat melempar jumrah (jamarat). Yakni maktab nomor 111. Selain itu, para jamaah juga mendapat penginapan di hotel bintang lima.
Senada dengan Dian, Manager Marketing Tiga Cahaya Utama (TCU) Hady Miqdad Arrosyid menyebut tahun ini biaya yang dikeluarkan untuk Haji Furoda berkisar USD 27.000 (Rp 402 juta). Padahal sebelumnya masih di kisaran Rp 275 juta. Sebagian dari biaya itu digunakan untuk mengurus visa undangan dengan biaya USD 10.000 sampai USD 15.000.
Peminat haji jalur visa undangan di TCU berkisar antara 30 hingga 40 orang per tahun. Untuk tahun ini, mereka berencana memberangkatkan sebanyak 32 orang. Ada juga yang menunda keberangkatan ke tahun depan. Jumlahnya sekitar 12 sampai 15 orang.
Untuk setoran awal, TCU mematok sebesar USD 10.000 atau hampir Rp 150 juta. ”Sisanya menunggu visa keluar. Tapi kalau tertolak, dana kembali sepenuhnya dan hanya dipotong untuk administrasi sebesar Rp 500 ribu,” beber dia.
Miqdad menjelaskan, fasilitas haji furoda tidak jauh berbeda dengan haji khusus. Yakni mendapatkan layanan maktab di ring terdepan dengan tipe A 111 dan 112. Jaraknya hanya 700 meter dari tempat melempar jumrah.
Terkait pengajuan visa undangan, Miqdad menjelaskan bahwa penerbitannya menunggu akses dari Arab Saudi. Namun dia  mengingatkan sebaiknya setiap biro penyelenggara mengajukan permohonan visa selambat-lambatnya empat sampai enam bulan sebelum keberangkatan. Paling lambat dua bulan.
Hal itu sangat berpengaruh pada lolos atau tidaknya kuota haji Furoda. Selain itu juga mempengaruhi proses manasik haji dan tes kesehatan. ”Kalau untuk haji khusus, manasik dilakukan tiga bulan sebelum keberangkatan dan tes kesehatan satu bulan sebelum keberangkatan. Sementara untuk haji furoda menunggu visa keluar,” terangnya.
Di bagian lain, Malika Tour and Travel menawarkan biaya haji furoda sebesar USD 23.500 atau sekitar Rp 350 juta. Minimal setoran awalnya USD 7.000 atau sekitar Rp 104 juta. Total perjalanan sekitar 26 hari. ”Tahun ini kami mendapat kuota 11 orang. Kalau secara nasional kami dapat 74 orang,” tutur Owner Malika Tour and Travel Sulistya Dewi.
Terpisah, Kepala Kemenag Kota Malang Achmad Shampton Masduqie menjelaskan, pengawasan terhadap Haji Furoda dilakukan langsung oleh Kemenag RI. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat memastikan travel biro yang digunakan benar-benar berizin.
”Karena pada beberapa kasus, penyelenggara haji furoda ternyata hanya memfasilitasi visa. Mereka  tidak melakukan pembimbingan  dan tidak mendaftarkan jamaah ke maktab. Sehingga di Arafah tidak mendapatkan tenda,” pesan dia. (mel/dur/fat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *