Banyuwangi (IMR) – Cerita haru dari Samsul Hidayat, salah satu korban yang selamat dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Dia menceritakan bagaimana dia bisa selamat dan akhirnya kembali ke darat.
Warga Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat itu mengaku sempat bertahan selama sekitar lima jam terombang-ambing di tengah laut hingga akhirnya mendapat pertolongan.
“Di ingatan saya kejadiannya cepat sekali. Mungkin cuma tiga menit,” kata Samsul, saat tiba di Posko Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7) sore.
Dia bercerita, tragedi diawali dengan ombak besar yang tiba-tiba menerjang kapal menjelang tengah malam. Di tengah laut, gelombang tinggi yang menghantam kapal lantas membuat puluhan kendaraan yang ada di kapal posisinya tergeser.
“Lalu ada gelombang lagi. Tiba-tiba mesin langsung mati,” jelas dia.
Dalam sekejap, lanjut Samsul, kapal pun perlahan mulai karam. Bersama dengan seluruh penumpang lain, Samsul yang saat itu masih ada di atas kapal akhirnya memutuskan untuk lompat untuk menyelamatkan diri.
Waktu itu, Samsul melompat tanpa memakai jaket pelampung. Saat badan kapal lenyap di telan lautan, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan. Samsul pun memilih untuk berpegang dengan salah satunya agar tetap mengambang.
Sambil terombang ambing di lautan, Samsul mencoba untuk tetap bertahan, sambil berharap pertolongan cepat tiba. Dengan kondisi yang gelap gulita ditengah perairan laut selat Bali dia mengaku moment tersebut terasa amat menakutkan.
“Saya di tengah laut sama penumpang lain terombang ambing sekitar lima jam,” akui Samsul.
Setelah terombang-ambing di lautan, diakui sekitar pukul 5 pagi, Samsul merasa lega saat melihat kapal nelayan melintas di sekitarnya. “Jam 5 pagi itu akhirnya saya ditolong oleh nelayan,” tuturnya.
Samsul menambahkan, usai dibantu oleh nelayan, dia lalu diangkut ke daratan menuju perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk. Ia pun di evakuasi ke Posko di pelabuhan tersebut sebelum akhirnya dipindahkan ke Pelabuhan Ketapang.
Setelah selamat, Samsul sempat berkontak dengan keluarganya di rumah. “Saya meminta keluarga tenang dan tidak usah datang ke posko. Tujuannya agar keluarga tak terlalu khawatir dan histeris,” pungkasnya. [alr/aje]