Disuruh Telanjang dan Pegang Senjata, ‘Israel’ Palsukan Momen Penyerahan Diri Anggota Hamas

InfoMalangRaya.com – Pasukan penjajah “Israel” telah memproduksi sebuah adegan palsu yang kemudian diklaim sebagai momen penyerahan diri anggota Hamas di Gaza. Video propaganda itu bertujuan untuk menampilkan kepada dunia bahwa kepemimpinan Hamas telah kehilangan kendali atas para pejuangnya.
Pasukan “Israel” menculik puluhan pria Gaza dari jalan pasar di Beit Lahia, Gaza utara, pada tanggal 7 Desember lalu. Para pria itu lantas dipaksa menanggalkan pakaian mereka dan duduk berbaris di jalan. Mereka kemudian digeledah dan dipermalukan sebelum dibawa dengan truk ke sebuah lokasi yang tidak diketahui.
Kemudian, “Israel” mengklaim bahwa para pria itu adalah pejuang Hamas yang menyerah dan merilis rekaman yang menunjukkan salah satu pria yang nyaris telanjang berjalan ke arah para tentara dengan senapan Kalashnikov di atas kepalanya. Dia kemudian meletakkan senapan tersebut di trotoar sebelum kembali ke kelompok besar pria yang ditangkap.
Dalam video tersebut, pria itu memegang senapan di tangan kirinya di atas kepala.
Namun, video lain muncul yang menunjukkan adegan yang sama, tetapi kali ini, pria itu memegang senapan di tangan kanannya, yang menunjukkan bahwa adegan itu direkam beberapa kali. Hal ini menunjukkan bahwa pasukan “Israel” melakukan penyerahan diri Hamas palsu dengan menggunakan warga sipil Palestina yang ditangkap.

“Israel” menahan 100 orang, untuk menjebak mereka atas tuduhan jadi “anggota Hamas” , Israel memberi mereka senjata, lalu difoto. Ini berbahaya, membenarkan penyalahgunaan bagi orang yang tidak bersalah, dan dunia menyaksikannya(Jurnalis dan analis militer @RashidMaarouf ) pic.twitter.com/mRkNJqnN9V— InfoMalangRaya.com (@hidcom) December 10, 2023

Pria yang terlihat menyerah dengan senapan itu kemudian diidentifikasi sebagai Munir Qeshta al-Masry. Dia adalah pemilik sebuah toko aluminium di Beit Lahia dan tidak memiliki hubungan dengan gerakan Hamas.
Banyak orang lain yang ditangkap yang ditunjukkan dalam rekaman itu juga diidentifikasi sebagai warga sipil, termasuk reporter Al-Araby Al-Jadeed, Diaa al-Kahlout, beserta saudara-saudaranya dan kerabat lainnya.
Media tersebut kehilangan kontak dengan Kahlout pada Kamis sore sebelum keluarganya memberi tahu mereka tentang penculikannya.
Saudara perempuan Kahlout mengatakan bahwa saudara laki-lakinya dipaksa di bawah todongan senjata untuk meninggalkan putrinya yang berusia tujuh tahun yang cacat. Dia menambahkan bahwa mereka dibawa pergi, ditelanjangi dan dipukuli oleh pasukan Zionis.
Ketika video tersebut pertama kali dirilis, Juru Bicara militer “Israel”, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengklaim bahwa setelah penyerahan diri mereka, para tersangka pejuang Hamas itu mengeluh saat diinterogasi “bahwa kepemimpinan Hamas tidak peduli dengan situasi sulit yang mereka hadapi di lapangan.”
Pejuang Al-Qassam Tak akan Pernah Menyerah
Anggota Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq, menanggapi hal ini dalam sebuah pernyataan, dengan mengatakan:
“Para pahlawan Al-Qassam tidak menyerah, dan kebohongan penjajah tidak menipu siapa pun. Tampilan gambar-gambar dan adegan-adegan penjajah teroris Zionis yang memperlihatkan warga sipil yang tak berdaya di Gaza, setelah menahan mereka dan meletakkan senjata di sampingnya, tidak lain adalah salah satu babak dalam sandiwara yang terbuka dan konyol, yang selalu dibuat-buat oleh penjajah Zionis untuk menciptakan kemenangan yang diduga atas para pejuang.”
Video penyerahan diri palsu itu muncul ketika media “Israel” mulai mengakui kerugian besar tentara Zionis selama serangan daratnya di Gaza.
Terlepas dari keberhasilannya dalam membunuh sejumlah besar warga sipil Palestina dalam serangan udara, tentara “Israel” telah mencatat setidaknya 5.000 orang yang terluka di antara barisannya, termasuk 2.000 tentara yang telah “dinonaktifkan” selama kampanye pembersihan etnis di Gaza yang telah berlangsung selama dua bulan.
“Israel belum pernah menyaksikan peristiwa seperti ini sebelumnya dalam hal jumlah korban luka,” ujar Kepala Departemen Rehabilitasi di Kementerian Pertahanan Israel, Limor Luria, kepada harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth pada tanggal 9 Desember.
Ia menambahkan bahwa “58 persen tentara mengalami luka-luka pada anggota tubuh, karena mereka harus diamputasi kaki atau tangannya.”
Tentara “Israel” mengklaim hanya 91 tentara yang terbunuh oleh perlawanan Palestina di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober lalu, menimbulkan keraguan apakah jumlah korban yang sebenarnya dirahasiakan karena Brigade Al-Qassam telah mendokumentasikan penghancuran kendaraan dan skuadron Israel setiap hari selama dua bulan terakhir.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *