Surabaya (IMR) – Polemik final cabang olahraga futsal Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur antara Kota Surabaya melawan Kota Malang belum menemui titik terang usai insiden kericuhan yang terjadi pada laga Jumat (27/6/2025) lalu.
Kabid Binpres KONI Jatim, Dudi Harjantoro, menegaskan bahwa hingga saat ini pihak PB Porprov masih menunggu laporan resmi dari Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jawa Timur. Laporan tersebut, berupa berita acara, akan menjadi dasar pengambilan keputusan terhadap kelanjutan pertandingan yang terhenti.
“Kita masih harus menunggu surat dari AFP Jatim, berita acaranya sangat dibutuhkan untuk bisa melanjutkan nasib penentu hasil dari final kemarin,” ujar Dudi, Sabtu (28/6/2025).
Dudi menyampaikan, para pemain dan ofisial tim futsal Surabaya telah kembali ke kota asal. Venue pertandingan yang sebelumnya digunakan di Graha Polinema, Malang, kini tengah disiapkan untuk cabang pertandingan lain.
“Kita sudah tanya ke pihak Kota Surabaya, mereka tidak mau melanjutkan karena situasional tidak nyaman bertanding seperti itu, apalagi ini berhubungan dengan keamanan tim dan yang lain,” tambahnya.
Tim Surabaya disebut telah menyerahkan persoalan ini ke AFP Jatim. Sebelumnya, Technical Delegate (TD) Imam Mutadjudin sempat menawarkan opsi pertandingan ulang, namun ditolak oleh tim Surabaya.
“Technical Delegate sudah menawarkan kepada pihak tim Kota Surabaya untuk meneruskan pertandingan lanjutan (hari ini), namun mereka tetap tidak mau,” jelas Dudi.
Dengan kondisi tersebut, PB Porprov kini hanya bisa menunggu laporan resmi dari TD dan AFP Jatim untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya.
“Kita masih menunggu juga, jika TD dan AFP segera mengirimkan surat maka PB bisa segera menindaklanjuti masalah ini. Untuk hal lain seperti soal berbagi juara saya tidak tahu dan tidak mau berkomentar,” tandas Dudi.
Diketahui, laga final yang mempertemukan Kota Malang dan Surabaya diwarnai kericuhan dan dihentikan dengan skor 2-0 untuk keunggulan tim futsal Surabaya. [kun]