Langkah Buyback dan Strategi Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia
PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) telah melakukan pembelian kembali saham senilai Rp 3,3 triliun atau sekitar US$ 200 juta setelah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 18 Juni 2025. Aksi ini dianggap sebagai langkah penting yang bisa memengaruhi sentimen pasar terhadap saham GOTO.
Menurut analis dari Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, program buyback memiliki potensi untuk memperkuat persepsi pasar terhadap komitmen manajemen perusahaan terhadap nilai pemegang saham. Dalam wawancara dengan Infomalangraya.com, ia menjelaskan bahwa secara teknikal, aksi buyback dapat mengurangi jumlah saham beredar. Hal ini berdampak positif pada laba per saham (EPS), yang bisa mendorong harga saham naik.
Selain itu, buyback juga diharapkan bisa meningkatkan likuiditas jangka pendek serta menstabilkan harga saham di tengah volatilitas pasar. Namun, Azis menggarisbawahi bahwa dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan diperkirakan terbatas. Alasannya, GOTO masih memiliki kas yang cukup untuk mendanai program ini tanpa mengganggu operasional inti perusahaan.
Dari sisi analisis Deutsche Bank, Research Analyst Peter Milliken menyampaikan bahwa nilai buyback mencakup 7% dari saham publik (free float) berdasarkan harga penutupan terakhir. Selain itu, angka tersebut setara dengan rata-rata volume transaksi selama 14 hari. Hal ini menunjukkan bahwa buyback dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Tidak hanya itu, GOTO juga mengalokasikan dana sebesar Rp 32,2 miliar dari saham hasil buyback tahun 2024. Dana tersebut akan digunakan sebagai insentif untuk program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (E/MSOP) selama tiga tahun ke depan. Menurut Peter, langkah ini menjadi sinyal positif bagi pengembalian nilai kepada pemegang saham dan penguatan tata kelola internal perusahaan.
Peter juga menilai bahwa GOTO mulai bangkit setelah menghadapi aksi jual akibat persaingan ketat dari pemain Tiongkok di pasar e-commerce. Ia melihat bahwa sektor mobilitas dan e-commerce dari GOTO kini lebih stabil dan fokus pada profitabilitas. Selain itu, bisnis layanan keuangan GoTo Financial (GTF) juga mengalami pertumbuhan. Menurutnya, bisnis ini memiliki sinergi kuat dengan basis pengguna layanan mobilitas.
Namun, Azis tetap memperingatkan investor untuk memperhatikan tekanan margin dan ketidakpastian regulasi terkait merger. Ia juga menyoroti bahwa volatilitas harga saham bisa tetap tinggi karena GOTO masih dalam proses transisi menuju profitabilitas berkelanjutan. Oleh karena itu, Azis menyarankan investor untuk menunggu perkembangan aksi korporasi dan strategi monetisasi baru dari perusahaan.
Sementara itu, Peter merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 115 per saham. Namun, Azis menyarankan pendekatan wait and see, mengingat saham GOTO secara teknikal masih dalam tren penurunan. Investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi.