Iran dan Swedia Bertukar Tahanan

InfoMalangRaya.com– Iran dan Swedia, hari Sabtu (15/6/2024), melakukan pertukaran tahanan, di mana Teheran melepaskan seorang diplomat Uni Eropa dan seorang pria lainnya untuk ditukar dengan seorang warga Iran yang dipidana di Stockholm karena perannya dalam eksekusi massal 1988 di Iran.
Swedia menangkap Hamid Nouri pada 2019 ketika pria itu melancong ke negara itu sebagai turis. Sebagai balasan, Teheran melakukan penangkapan terhadap dua warga Swedia, seorang diplomat dan seorang warga Swedia asal Iran.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan diplomat Johan Floderus dan warga Swedia bernama Saeed Azizi mengalami “neraka di bumi”.
Iran menjadikan kedua orang itu sebagai barang gadai untuk ditukar dengan Hamid Nouri, kata Kristersson hari Sabtu seperti dilansir Associated Press.
Kesultanan Oman memgambil oeran sebagai mediator pertukaran tahanan itu, lapor kantor berita pemerintah setempat. Oman sejak lama berperan sebagai interlocutor antara Iran dan Barat. Pertukaran dilakukan sementara negara Muslim menyambut Idul Adha, salah satu waktu di mana biasanya narapidana atau tahanan mendapatkan pembebasan.
Keluarga Floderus mengatakan diplomat itu ditangkap pada April 2022 di bandara Teheran saat kembali dari liburan bersama teman-temannya. Floderus ditahan selama berbulan-bulan sebelum akhirnya keluarganya dan pihak-pihak lain mengumumkan penahanannya kepada publik.
Kasus Azizi tidak terlalu mencuat ke publik, tetapi pada bulan Februari, kelompok Human Rights Activists di Iran melaporkan bahwa pemilik kewarganegaraan ganda Iran-Swedia itu divonis hukuman penjara lima tahun oleh Pengadilan Revolusi Teheran dengan tuduhan berkolusi untuk membahayakan keamanan nasional. Kelompok peduli HAM itu mengatakan Azizi memiliki kanker.
Pada 2022, Pengadilan Distrik Stockholm menghukum Nouri dengan penjara seumur hidup. Dia dinyatakan terlibat dalam eksekusi massal 1988 yang dilakukan di penghujung masa Perang Iran-Iraq. Dia diidentifikasi sebagai asisten wakil jaksa di penjara Gohardasht di dekat kota Karaj.
Kelompok-kelompok peduli HAM memperkirakan sebanyak 5.000 orang dieksekusi kala itu. Iran tidak pernah mengakui secara penuh adanya eksekusi tersebut, yang dikabarkan diperintahkan langsung oleh pemimpin spiritual tertinggi Syiah Iran kala itu Ayatollah Khomeini.
Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang tewas terbakar dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei, juga terlibat dalam eksekusi massal tersebut.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *