Januari-Februari 78 Bencana, BPBD Jatim Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

MALANG RAYA120 Dilihat

Infomalangraya –
IMR, Malang: Sepanjang Januari-Februari 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat ada 78 bencana terjadi. Meliputi: 47 angin kencang, 25 banjir, 3 angin puting beliung, 2 tanah longsor, dan 1 jenis bencana lainnya. BPBD Jatim menyiagakan diri menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di 38 kabupaten/ kota.“78 bencana itu disebabkan oleh faktor cuaca, seperti banjir, angin kencang , angin puting beliung, dan tanah longsor,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Bige Agus Wahjuono dalam dialog Tanggap Bencana RRI Malang, Selasa (5/3/2024).Bencana-bencana tersebut, menurut Bige, terjadi hampir merata di seluruh kabupaten/kota di wilayah Jatim, mulai dari Tapal Kuda, Mataraman, hingga wilayah Arek dan Pandalungan. “Merata di Jatim, termasuk di Malang Raya,” ujar Bige.Menyikapi situasi ini, BPBD Jawa Timur, telah mengimbau pihak BPBD kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi cuaca ekstrem. Terlebih di puncak musim hujan yang masih melanda Jatim di awal Maret, dan masa pancaroba yang akan terjadi di bulan Maret sampai April. Sesuai peringatan yang disampaikan BMKG bahwa Indonesia akan memasuki masa pancaroba pada Maret hingga April 2024, yang merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. “Semua kebutuhan logistik dan peralatan terus dilengkapi di level Jawa Timur hingga kabupaten/kota ke daerah, agar teman-teman BPBD dan pemerintah kabupaten/kota dapat cepat merespon apabila terjadi bencana,” kata Bige.Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, BPBD Jawa Timur terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.”37 kabupaten/ kota yang memiliki BPBD dari 38 Kabupaten/kota di Jawa Timur terus menyiapkan diri. Masyarakatnya juga harus membangun kewaspadaan,” ungkap Bige.Peningkatan kewaspadaan dan koordinasi antar instansi diharapkan dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh cuaca ekstrem dan bencana alam di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *