Penghargaan Kehormatan untuk Burhanuddin Abdullah
Burhanuddin Abdullah, seorang tokoh yang telah berkontribusi dalam berbagai bidang, menerima penghargaan tanda kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto. Penganugerahan ini dilakukan pada Senin (25/8/2025) dan menjadi salah satu dari 141 tokoh yang mendapatkan penghargaan tersebut.
Gelar yang diberikan kepada Burhanuddin adalah Bintang Mahaputera Adipradana. Ini merupakan kelas kedua dari serangkaian tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Tanda kehormatan ini diberikan kepada individu yang dianggap memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan, kelangsungan, serta kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penyematannya menunjukkan pengakuan terhadap kontribusi besar yang telah diberikan oleh penerima gelar tersebut.
Pemberian gelar ini menarik perhatian publik, mengingat rekam jejak Burhanuddin yang tidak sepenuhnya mulus. Meski memiliki latar belakang yang kuat dalam dunia ekonomi dan politik, ia pernah terlibat dalam kasus korupsi yang menyebabkan vonis lima tahun penjara. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai perjalanan karier dan kehidupan Burhanuddin Abdullah:
Latar Belakang dan Karier Awal
Lahir di Garut, Jawa Barat, pada 10 Juli 1947, Burhanuddin Abdullah merupakan lulusan Michigan State University, Amerika Serikat. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di bawah pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada tahun 2003 dan menjadi wakil Indonesia di International Monetary Fund (IMF).
Kemampuannya dalam organisasi juga cukup mencolok. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) selama dua periode, yaitu 2003–2006 dan 2006–2008.
Kasus Korupsi dan Pembebasan
Pada tahun 2008, Burhanuddin divonis lima tahun penjara atas kasus aliran dana Bank Indonesia sebesar Rp100 miliar kepada sejumlah mantan pejabat BI dan anggota DPR. Meskipun demikian, ia bebas lebih cepat dari masa hukuman yang ditetapkan. Hal ini tidak menghalangi dirinya untuk melanjutkan karier profesionalnya, seperti menjadi Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), yang kini berganti nama menjadi Universitas Koperasi Indonesia.
Peran dalam Politik dan Pemerintahan
Burhanuddin juga aktif dalam dunia politik. Ia pernah menjadi Ketua Dewan Pakar Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilihan umum 2014. Dalam pemilu terbaru, ia menjadi Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, ia juga memegang jabatan sebagai Tim Inisiator Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pada 24 Juli 2024, Burhanuddin diangkat menjadi Komisaris Utama (Komut) merangkap Komisaris Independen PT PLN (Persero), menggantikan Agus Martowardojo. Posisi ini menunjukkan bahwa meskipun pernah terlibat dalam kasus hukum, ia masih dianggap layak untuk memimpin lembaga strategis nasional.
Kesimpulan
Meskipun perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, Burhanuddin Abdullah tetap diakui atas kontribusi yang telah diberikan dalam berbagai bidang. Penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana yang diterimanya menjadi bukti bahwa usaha dan dedikasinya tidak luput dari perhatian negara. Dengan latar belakang yang kompleks, ia menjadi contoh bagaimana seseorang bisa bangkit kembali setelah menghadapi tantangan.