InfoMalangRaya.com – Penjabat menteri hak-hak sosial Spanyol pada hari Rabu meminta pemerintah untuk membekukan hubungan diplomatik dengan ‘Israel’ karena “genosida terencana” yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pernyataan Ione Belarra tersebut disampaikan menjelang pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di Madrid sebagai bagian dari kepresidenan Spanyol di Uni Eropa.
“Hari ini, saya telah meminta mitra kami (di pemerintahan), Partai Sosialis (PSOE), agar kita lebih serius dalam memerangi genosida terencana ini, yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. Untuk melakukan hal ini, saya percaya bahwa kita harus segera menangguhkan hubungan diplomatik dengan negara Israel,” kata Belarra kepada para wartawan.
“Selain itu, kita harus mendorong perdebatan di tingkat Eropa untuk menerapkan sanksi ekonomi yang patut dicontoh terhadap mereka yang secara politis bertanggung jawab atas genosida ini,” tambahnya.
Sedikitnya 471 orang syahid dan 342 lainnya terluka dalam serangan udara ‘Israel’ di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza pada Selasa malam, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Namun, ‘Israel’ membantah bertanggung jawab atas serangan udara tersebut.
Gaza telah mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan dengan tidak adanya aliran listrik, sementara air, makanan, bahan bakar dan pasokan medis semakin menipis.
Pada Sabtu 7 Oktober, Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa melancarkan serangan mendadak ke target militer ‘Israel’ melalui darat, laut dan udara serta ribuan rentetan roket.
Aksi tersebut merupakan pembalasan terhadap penistaan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan para pemukim Yahudi.
Militer Israel kemudian meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Kepala PBB Antonio Guterres menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera” untuk meringankan “penderitaan manusia yang luar biasa.”
Sedikitnya 3.478 warga Palestina telah syahid dalam serangan ‘Israel’ ke Gaza, termasuk 700 anak-anak. Sementara angka kematian di ‘Israel’ mencapai lebih dari 1.400 orang.*