InfoMalangRaya, Indonesia – Terungkap latar belakang Malut United soal pemecatan pelatih kepala Imran Nahumarury dan direktur teknik, Yeyen Tumena. Keduanya diduga terlibat dalam praktik yang mengharuskan pemain menyetor uang agar bisa mendapat menit bermain.
Kasus ini pertama kali diungkap melalui media sosial resmi Malut United yang mengumumkan pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen. Nah terbaru Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, menyebut adanya pemotongan gaji dan pengambilan fee pemain secara ilegal. Bahkan, dua pemain asing klub ikut menjadi korban dalam skema tersebut.
“Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga diambil dan itu jelas melanggar,” kata Asghar, dikutip dari Antara.
Manajemen Malut United Punya Bukti Soal Imran Nahumarury dan Yeyen
Dugaan pelanggaran Imran Nahumarury dan Yeyen diperkuat oleh pernyataan Direktur Utama PT Maluku Maju Sejahtera, Dirk Soplanit. Dia menyebut, manajemen mengantongi bukti kuat terkait aliran dana mencurigakan yang mengalir dari pemain ke pelatih.
“Dari sana kami punya banyak bukti transaksi uang dari siapa ke siapa dan itu bagi kami sudah sangat tidak bisa ditolerir,” ujar Dirk seperti dikutip dari Siwalimanews.
Dirk menambahkan, bukti tersebut didapat dari berbagai sumber terpercaya. Mulai dari laporan pemain asing dan lokal, agen pemain, hingga asisten pelatih yang bekerja di tim sejak Liga 2 2023–24 hingga Liga 1 2024–25.