Infomalangraya – MALANG KOTA – Angka kemiskinan di Kota Malang masih cukup tinggi. Terbaru, jumlah warga yang masuk dalam kategori prasejahtera sebanyak 125.537 jiwa. Jumlah itu memang turun jika dibanding tahun lalu, namun Pemkot Malang masih punya target khusus.
Tahun ini, Wali Kota Malang Sutiaji menarget ada 753 orang yang bebas dari kemiskinan. Artinya jika dipersentase angka kemiskinan dapat ditekan hingga 3,77 persen.
”Itu (753 jiwa) target minimal, tapi kami setidaknya ada banyak warga prasejahtera dapat terbebas dari kemiskinan,” tegas dia, kemarin.
Untuk mencapai target itu, ada tiga strategi yang akan dilakukan. Pertama yakni validitas data, kemudian dilanjutkan dengan updating data, dan yang ketiga adalah memperkuat kolaborasi internal antar perangkat daerah dan para stakeholder.
”Tentu kita bersyukur, ada penurunan angka kemiskinan dibanding tahun 2021 dan 2022, berarti upaya kita membuahkan hasil. Tetapi langkah yang sudah dilakukan perlu dikuatkan lagi, perlu dimaksimalkan lagi mumpung masih ada waktu bagi kita semua menyelesaikan target-target RPJMD,” terang Sutiaji.
Dia menerangkan, alasan mengapa yang harus dilakukan pertama kali adalah validasi data. Karena, untuk menentukan langkah selanjutnya dan untuk memudahkan koordinasi antar perangkat daerah.
”Kemudian juga kami berikan bansos bagi yang membutuhkan, mulai dari pangan hingga keterampilan,” tuturnya.
Usai melakukan validasi, langkah selanjutnya, harus ada pembaruan data. Pasalnya, data bersifat dinamis, maka perlu ada penguatan pembaruan data. Sutiaji menjelaskan, Pemkot Malang mempunyai beberapa aplikasi yang bisa dimaksimalkan. Seperti Smart City Malang Gerakan Menghimpun Data Berbasis Dasawisma (Sam Gepun Basa) dan Pendataan Kesejahteraan Sosial Malang (Pedekate Sam).
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Dwi Rahayu menjelaskan pada 2022 lalu, pihaknya telah melakukan pendataan kesejahteraan sosial di dua kecamatan, yaitu Sukun dan Kedungkandang. Ini dilakukan untuk percepatan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
”Dengan melakukan pendataan ini, ke depan bisa direncanakan pola intervensi penanganan kemiskinan,” tutur Dwi. (adk/adn)