Dony Oskaria, Chief Operating Officer Danantara Indonesia, menyatakan bahwa badan pengelola investasi tersebut akan terlibat dalam negosiasi restrukturisasi utang yang terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Dalam pernyataannya di Graha Mandiri pada Selasa, 11 November 2025, ia menegaskan bahwa langkah ini telah disampaikan oleh Presiden dan melibatkan pemerintah serta Danantara.
“Nah ini juga solusi terbaik tentunya, mana yang porsinya Danantara tentu akan dilakukan oleh Danantara,” ujar Dony. Ia menjelaskan bahwa Danantara akan mengambil alih proses restrukturisasi utang terutama yang berkaitan dengan operasional Whoosh. Sementara itu, porsi pemerintah akan berfokus pada infrastruktur.
Sebagai Kepala BP BUMN, Dony menekankan bahwa Danantara bertanggung jawab atas operasional kereta cepat tersebut. Ia berharap jumlah penumpang Whoosh akan meningkat di masa depan. “Kami bertanggung jawab secara operasional daripada Whoosh supaya bagaimana Whoosh lebih optimal lagi memberikan layanan,” tambahnya.
Proyek Whoosh awalnya diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$ 6,02 miliar. Namun, selama pelaksanaannya terjadi pembengkakan biaya hingga mencapai US$ 7,22 miliar. Dari total biaya tersebut, sekitar 75 persen berasal dari pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank senilai US$ 5,415 miliar.
Dengan bunga tahunan utang pokok sebesar 2 persen dan bunga untuk cost overrun sebesar 3,4 persen per tahun, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus membayar sebesar US$ 120,9 juta per tahun untuk bunganya. Hal ini menjadi beban yang cukup besar bagi perusahaan.
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk merumuskan opsi penyelesaian pinjaman secara menyeluruh. “Kami sedang mengevaluasi beberapa skema pembayaran yang memungkinkan, dan memastikan semuanya tidak membebani APBN,” kata Rosan.
Beberapa poin penting terkait proyek Whoosh:
- Biaya Awal dan Pembengkakan: Proyek yang awalnya diperkirakan menelan biaya US$ 6,02 miliar mengalami pembengkakan hingga US$ 7,22 miliar.
- Sumber Pendanaan: Sebagian besar pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank senilai US$ 5,415 miliar.
- Beban Bunga: KCIC harus membayar bunga sebesar US$ 120,9 juta per tahun, baik untuk utang pokok maupun pembengkakan biaya.
- Tanggung Jawab Operasional: Danantara bertanggung jawab atas operasional Whoosh, sementara pemerintah fokus pada infrastruktur.
- Pemecahan Masalah: Danantara dan pemerintah sedang mencari solusi yang tidak memberatkan anggaran negara.
Ferry Firmansyah, Anastasya Lavenia Yudi, dan Han Revanda Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.







