InfoMalangRaya – Usai pemberitaan JatimTIMES “Miliaran Nestapa Karyawan Online BLK” tayang secara berseri, jeritan para korban karyawan online BLK makin nyaring terdengar. Dari penelusuran media online ini, ribuan korban yang hanya dari Malang Raya tersebut, berasal dari beragam pekerjaan dan profesi. Satu di antaranya adalah perangkat desa. Salah satu perangkat desa yang menelan kerugian yang cukup fantastis usai terdaftar sebagai karyawan online BLK adalah ASY. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai perangkat desa di salah satu Pemerintahan Desa (Pemdes) di Kabupaten Malang tersebut mengaku, dia dan keluarga besarnya menderita kerugian mencapai kisaran Rp 70 juta.
Baca Juga :
5 Tersangka Tawuran Karnaval di Jombang Bebas Usai Korban Cabut Laporan Polisi
Dari penuturan ASY kepada JatimTIMES, perangkat desa yang terjerumus tidak hanya dirinya. Namun, sejumlah petugas atau pegawai di jajaran pemerintahan mulai dari desa hingga kecamatan disinyalir juga turut menjadi korban. “Gara-gara BLK, sekarang keuangan keluarga saya habis,” keluh ASY kepada JatimTIMES. Semula, ASY beserta istrinya mendaftar sebagai karyawan BLK dengan melakukan top up untuk kategori K3. Yakni masing-masing dengan membayar Rp 3.380.000, pada kisaran akhir bulan Agustus 2024 lalu. Tidak lama setelahnya, istri ASY dihubungi oleh nomor telephone asing dari luar negeri. Yakni yang disinyalir dari kode nomor negara Inggris. ASY dan istrinya pada saat itu tidak menaruh curiga, sebab nomor tersebut memang menjadi admin pada grup WhatsApp yang berisi para karyawan online BLK. “Pada saat ada promo upgrade, kami akhirnya upgrade ke K4,” imbuhnya. Kondisi serupa juga dialami oleh kedua orang tua ASY. Kebetulan orang tua dari ASY memang masih memiliki tanggungan biaya kuliah adik ASY di salah satu perguruan tinggi ternama di Kota Malang. “Akhirnya kedua orang tua saya beranggapan, mungkin ini (BLK) bisa jadi solusi biaya kuliah adik. Akhirnya kedua orang tua saya daftar ke K3,” imbuhnya.
Baca Juga :
Emil Dardak Resmikan Rumah Pemenangan Rakyat Abah Gun-Dokter Umar
Praktis, keputusan dari kedua orang tua ASY tersebut berdampak pada keuangan mereka. Di mana, uang yang sejatinya terkumpul untuk biaya kuliah anak mereka, justru dibayarkan untuk mendaftar sebagai karyawan online BLK. Kondisi serupa juga dialami kakak ipar ASY yang pada akhirnya turut terjerumus jebakan BLK. “Kalau total kerugian saya sama istri itu lebih dari Rp 15 juta tapi kurang dari Rp 20 juta. Sedangkan bapak dan ibu saya kerugiannya hampir Rp 40 juta, kemudian kakak ipar saya sekitar Rp 15 juta,” beber ASY. Kerugian tersebut belum terhitung dari bayaran, tabungan, hingga bonus yang harusnya direalisasikan BLK kepada para karyawannya. Sehingga dimungkinkan kerugian keluarga besar ASY jika di total lebih dari Rp 70 juta. “Tidak hanya saya, beberapa perangkat desa lainnya juga ada yang menjadi korban BLK,” pungkas ASY. Sekedar informasi, pemberitaan ini tayang berseri dan merupakan seri ke-4. Seri sebelumnya bisa di simak melalui subjudul: Miliaran Nestapa Karyawan Online BLK yang mulai ditayangkan pada tanggal 8 September 2024. Seperti apa kelanjutan penelusuran media online ini?. Simak terus hanya pada pemberitaan eksklusif di JatimTIMES.com.