Probolinggo (IMR) – Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) di Paiton, Kabupaten Probolinggo, terpilih sebagai lokasi penilaian program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) oleh Kementerian Kesehatan RI.
Penunjukan ini menjadi bukti keseriusan pesantren dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan pendidikan.
Kunjungan dilakukan oleh tim verifikasi dari Kemenkes RI, Wahana Visi Indonesia, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Mereka disambut hangat oleh para pengurus dan santri yang telah aktif menerapkan pola hidup bersih dalam keseharian.
Berbagai fasilitas dan program lingkungan ditinjau langsung oleh tim verifikasi, termasuk sanitasi, pengelolaan limbah, dan penyediaan air bersih. Pesantren ini dinilai konsisten mengintegrasikan prinsip-prinsip STBM ke dalam aktivitas harian.
Sekretaris pelaksana kegiatan, Thohirudin, mengatakan bahwa kepercayaan ini menjadi dorongan moral untuk terus meningkatkan kualitas kebersihan di lingkungan pesantren. “Ini jadi motivasi besar bagi kami untuk memberikan lingkungan yang sehat dan layak bagi para santri,” ujarnya.
Program bank sampah menjadi salah satu unggulan, melibatkan santri dari berbagai asrama untuk memilah dan mengelola sampah sejak dari sumber. Sampah anorganik bernilai ekonomis dikumpulkan dan dijual, sementara sampah organik diolah menjadi kompos dan eco enzyme.
Inovasi lain yang dijalankan yaitu produksi ecobrick sebagai alternatif daur ulang kreatif berbasis edukasi. Produk-produk tersebut dibuat oleh santri dan dimanfaatkan untuk mendukung kebersihan serta penghijauan di lingkungan pesantren.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama Puskesmas turut memberikan pendampingan teknis secara berkala. Salah satunya adalah penerapan sistem grease trap di dapur untuk mengurangi limbah cair langsung ke lingkungan.
Para santri juga mendapatkan edukasi rutin terkait lima pilar utama STBM. Mulai dari stop buang air besar sembarangan hingga pengelolaan limbah rumah tangga diterapkan secara disiplin.
Ikha Purwandari, SKM, MKM dari Kemenkes RI, menyampaikan apresiasi atas langkah konkret Pesantren Nurul Jadid. “Ini adalah model pendidikan berbasis komunitas yang berhasil menerapkan STBM secara menyeluruh,” ujarnya didampingi Mita Julinartati dari Wahana Visi Indonesia.
Kehadiran Dinkes Jawa Timur turut memperkuat apresiasi atas komitmen pesantren. Nurul Jadid dinilai mampu membuktikan perannya sebagai lembaga pendidikan yang tak hanya fokus agama, tetapi juga peduli kesehatan dan lingkungan secara berkelanjutan. (ada/ted)