Kota Malang- Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, optimis bahwa inovasi Sistem Inklusi Malang Berbasis Asia (SIMBA Asia) yang diinisiasi oleh SMPN 2 Malang dapat meraih posisi lima besar tingkat nasional. Dalam kunjungan langsungnya pada Focus Group Discussion (FGD) mengenai inovasi tersebut, Wahyu menegaskan pentingnya kesetaraan hak belajar bagi semua siswa.
Inovasi SIMBA Asia merupakan satu dari empat inovasi layanan publik yang dipresentasikan dalam ajang Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024 pada Selasa (16/7/2024). Dari 800 inovasi yang diajukan, SIMBA Asia berhasil masuk ke dalam 10 besar tingkat nasional.
“Hari ini dilakukan visitasi dan penilaian langsung menuju lima besar. Inovasi ini menjadi bukti keseriusan Pemkot Malang dalam memfasilitasi siswa istimewa. Mereka bisa mendapatkan hak belajar sama dengan siswa reguler lainnya,” ujar Wahyu.
Selama visitasi oleh tim penilai dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Wahyu berinteraksi dengan para siswa SMPN 2 Malang. Ia menyatakan bahwa tim penilai sangat mengapresiasi penerapan inovasi SIMBA Asia dan optimis bahwa Malang layak diundang ke Jakarta untuk presentasi lanjutan.
“Pemantauan ini menunjukkan kita sudah sangat layak terpilih untuk diundang ke Jakarta. Namun, yang terpenting adalah inovasi ini tidak berhenti sampai di sini saja. Harapannya, inovasi ini bisa diterapkan dan direplikasi oleh sekolah lain, baik negeri maupun swasta,” tambah Wahyu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, juga menyampaikan apresiasinya terhadap SMPN 2 Malang. Ia menekankan bahwa Kota Malang tidak ingin membedakan siswa dan berkomitmen untuk memberikan hak belajar yang sama kepada semua anak.
“Alhamdulillah, dari 800 inovasi yang mengikuti lomba, dipilih 99, kemudian 10 besar, dan sekarang menuju 5 besar. Pencapaian ini tidak terlepas dari kesadaran guru-guru yang luar biasa. Mereka tetap bersedia mengajar anak istimewa meskipun tanpa pendamping,” ungkap Suwarjana.
Menurut Suwarjana, penerapan inovasi SIMBA Asia sangat penting di sekolah-sekolah Kota Malang mengingat banyaknya anak inklusi yang bersekolah di kota ini. Di SMPN 2 Malang sendiri, terdapat sekitar 20-25 persen anak inklusi.
Kepala Sekolah SMPN 2 Malang, Riatiningsih, S.Pd., MM, mengungkapkan bahwa sekolahnya sudah mulai melayani siswa inklusi sejak tahun 2022, namun pelaksanaan inovasi SIMBA Asia baru dimulai pada tahun 2023.
“Kami memutuskan melaksanakannya setelah menemukan 17 anak yang ternyata memerlukan pendampingan khusus. Awalnya para orang tua menolak, tapi kami memberikan pengertian bahwa kemandirian perlu ditanamkan, khususnya dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Riatiningsih.
Riatiningsih berharap visitasi tersebut akan menghasilkan penilaian yang baik dan inovasi SIMBA Asia dapat terus berlanjut. Menurutnya, inovasi ini mampu menumbuhkan karakter simpati dan empati di antara siswa.
Dengan inovasi SIMBA Asia, SMPN 2 Malang menunjukkan komitmennya dalam memberikan pendidikan inklusif yang setara bagi semua siswa, sekaligus mengharumkan nama Kota Malang di kancah nasional.
Penulis : Irfan
Foto. : Soni
Editor. : Rudi Harianto