Info Malang Raya – Gempa bumi terjadi bukan hanya dari subduksi (tumbukan) antar lempeng tektonik. Tetapi juga bisa dari potensi patahan aktif suatu kawasan. Kini, potensi patahan aktif itu juga menjadi perhatian serius Badan Geilloogi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Patahan aktif itu bisa berpotensi jadi bencana gempa bumi dangkal yang menimbulkan kerusakan. Seperti, gempa patahan Bawean, Cianjur dan lainnya. Karena itu, kini hal itu juga kami perhatikan dengan serius,” kata Edy Slameto, M.Sc, Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi, Minggu (8/9/2024).
Dijelaskan Edy, bencana dari potensi subduksi lempeng tektonik maupun patahan itu kapan terjadi, tidak dapat dipastikan. Demikian juga kekuatan yang ditimbulkan.
Seperti berita yang ramai soal gempa megatrust. Gempa berkekuatan di atas 9 SR disertai tsunami setinggi 80-90 meted. Itu bukanlah prediksi, tetapi potensi. Badan Geologi dan BMKG kini sudah satu visi bahwa megatrust itu potensi. Bukan prediksi.
“Terkait megatrust dan potensi-potensi gempa lainnya, masyarakat tidak perlu takut dan panik. Namun, yang paling penting kewaspadaan, ke hati-hatian dan kesiapsiagaan terhadap bencana itu,” ujarnya.
GAYENG: Suasana Sosialisasi Informasi Geologi di Balai RW 10 Desa Sekarpuro, Kota Malang. (Foto: Eka Nurcahyo)
Pemda juga harus meningkatkan mitigasi bencana guna mengurangi risiko yang ditimbulkan dari bencana itu. Misal, kemana evakuasi bagi warga dan selalu mengikuti edaran dari Badan Geologi maupun BMKG.
Diungkapkan Edy, tiap bulan pihaknya selalu berkirim suraf ke gubernur-gubernur memaparkan kondisi daerah rawan bencana di daerah masing-masing. Dari surat itu, kepala daerah bisa membuat kebijakan terkait jalur merah yang merupakan kawasan rawan bencana.
Misal di jalur merah dilarang mendirikan bangunan bertingkat atau hanya dibuat hutan kota. Sedsng bangunan bertingkat disarankan di jalur hijau. Mitigasi semacam ini akan bisa mengurangi risiko dampak dari suatu bencana.
Badan Geologi Kementerian ESDM menggelar kegiatan Sosialisasi Informasi Geologi Wilayah Malang Raya di Balai RW3 Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Minggu (8/9/2024). Sosialisasi ini mengambil tema. “Kondisi patahan aktif dan antisipasi untuk mengurangi risiko bencana geologi”
“Pemanfaatan warisan geologi untuk obyek pendidikan dan pariwista”.
Hadir dalam sosialisasi ini di antaranya Ridwan Hisyam (Anggota Komisi VII DPR RI yang juga politisiGolkar), Wahyu Hidayat (mantan Pj Walikota Malang), dan Suryadi (pengurus DPD Golkar Kota Malang).
Edy Slameto juga berharap mitigasi bencana ini masuk ke kurikulum sekolah. Dia mengaku sudah kirim surat ke Kemendikbud terkait hal itu. Apalagi, di Indonesia itu ada 127 gunung api aktif dan berada di cincin api.
Meski begitu, warga Indonesia jangan takut dengan hal negatifnya saja. Tetapi, potensi kecantikan alam dan kesuburan tanahnya, bisanya dikelola dengan baik, sehingga mampu menjadi pendidikan geologi dan mensejahterakan masyarakat.
Sementara mantan Pj Wahyu Hidayat menyatakan, bencana itu datangnya tiba-tiba. Karena itu masyarakat hatus waspada, mencermati dan memahaminya.
Sedang Ridwan Hisam menjelaskan bahwa geologi itu mempelajari bumi ke bawah. Itu gampangnya dan kita harus ketahui. Apalagi, Kota Malang terkena langsung. Karena di sini dikelilingi gunung-gunung berapi, seperti Arjuno, Welirang, dan Semeru. Di selatan ada pula Laut Selatan. Negara Indonesia, juga kepeluan di atas cicin api. (Eka Nurcahyo)