MALANG POST – Tiga kelurahan di Kota Batu menjadi penyumbang tertinggi persebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Tahun 2025 ini. Tiga kelurahan itu diantaranya adalah Kelurahan Sisir dengan 22 kasus, Temas 16 kasus dan Ngaglik 15 kasus.
Sedangkan untuk kasus DBD paling sedikit terjadi di Kelurahan Dadaprejo dan Desa Pendem dengan masing-masing satu kasus. Serta Desa Sumberbrantas dan Sumbergondo dengan kasus DBD nihil.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Penanganan Bencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, dalam periode yang sama yakni antara bulan Januari hingga April kasus DBD di Tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Total kasus DBD periode Januari hingga April 2024 sebanyak 189 kasus. Jumlah tersebut menurun di periode yang sama di Tahun 2025 ini, dengan jumlah DBD sebanyak 66 kasus,” papar Susan, Jumat (16/5/2025).
Meski jumlah kasus DBD menurun, pihaknya tetap mengedepankan kewaspadaan dan antisipasi DBD. Caranya dengan melakukan PSN 3M plus, yakni pemberantasan sarang nyamuk plus menguras, menutup dan mengubur minimal satu kali seminggu.
“Dengan melakukan PSN 3M Plus perkembang biakan nyamuk yang menularkan DBD dapat dikendalikan. PSN adalah cara paling efektif, aman dan murah untuk mengatasi DBD,” urainya.
FOGGING: Tim Dinkes Kota Batu saat melakukan fogging sebagai langkah antisipasi persebaran kasus DBD. (Foto: Ananto Wibowo/Info Malang Raya)
Untuk menekan kasus DBD, Dinkes Kota Batu bersama Puskesmas terus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Salah satu caranya dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk waspada terhadap DBD dalam kegiatan lapangan melalui media sosial.
“Abate juga telah kami sediakan bagi masyarakat. Untuk bisa mendapatkannya, masyarakat bisa menghubungi Puskesmas atau desa/kelurahan setempat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Susan juga menyampaikan, bahwa masyarakat memiliki peran penting untuk turut serta menekan kasus DBD. Dimana DBD adalah penyakit yang sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan lingkungan.
“Di musim hujan dan pancaroba adalah kondisi ideal nyamuk sebagai penular virus berkembang biak. Untuk itu dimohon masyarakat melakukan PSN di lingkungan masing-masing minimal di rumah sendiri. Pastikan turut memantau tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam ataupun luar rumah,” beberapa Susan.
Menurutnya, kebersihan rumah dan lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri. Karena itu, dia kembali menekankan masyarakat untuk rajin menerapkan 3M plus.
“Fogging merupakan alternatif terakhir, karena dampak residu-nya terhadap manusia juga besar,” tambahnya.
Disisi lain, Susan turut mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Caranya dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, kelola stress dan istirahat cukup.
“Segera periksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan apabila mengalami demam lebih dari tiga hari untuk mencegah keparahan penyakit,” tutupnya. (Ananto Wibowo)