Infomalangraya.com –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Debut penyutradaraan aktor Dev Patel hampir saja tidak terwujud. Berbagai masalah muncul sejak awal syuting film berjudul “Monkey Man” ini. Mulai dari insiden tangan Patel sendiri yang patah, rusaknya salah satu kamera utama, hingga gagalnya film ini diambil oleh Netflix karena takut terlalu sensitif untuk penonton Netflix di India.
Yes, film berbujet $10 Juta ini adalah film India yang hingga review ini ditulis, belum ada hilal kapan akan ditayangkan di India. Padahal sejak premiere perdananya di SXSW bulan Maret lalu, film yang berhasil meraup box office $34.4 juta ini mendapatkan banyak pujian dan menikmati skor Rotten Tomatoes yang cukup tinggi (88%)! Seperti apa?
Di sebuah kota fiksi di India bernama Yatana, seorang pemuda yang hanya dikenal sebagai Kid (Dev Patel, “Slumdog Millionaire“) bekerja sebagai seorang petarung MMA underground milik Tiger (Sharlto Copley, “District 9“). Tugasnya adalah untuk menang beberapa kali di awal, namun harus kalah dengan sukses di paruh belakang pertarungan.
Bertarung di atas ring ternyata hanya salah satu cara Kid untuk mengumpulkan uang demi mendapatkan senjata dan akses untuk bisa masuk dan bekerja di sebuah club exclusive milik seorang wanita bernama Queenie (Ashwini Kalsekar, “Andhadhun“). Disana ia memulai dari level terbawah, hingga akhirnya mendapatkan akses ke lantai yang lebih tinggi. Menjadikannya semakin dekat dengan sang target balas dendamnya.
Di lantai tersebut Kid dipertemukan dengan seorang wanita penghibur kelas atas bernama Sita (Sobhita Dhulipala, “The Night Manager“) yang tampak dekat dengan seorang kepala polisi korup bernama Rana Singh (Sikandar Kher, “Monica O My Darling“). Bagaimana Kid akan mengeksekusi balas dendamnya? Berhasilkah ia?
Siapapun yang telah menonton film ini atau menyaksikan trailernya pasti akan menarik perbandingan antara “Monkey Man” dengan “John Wick” (2014). Mulai dari gaya bertarung yang bloody habis-habisan, all black suit, hingga keterlibatan seekor anjing yang cukup krusial dalam inti cerita. Filmnya sendiri tak segan untuk menyebut nama John Wick di salah satu adegan, sungguh sebuah self awareness yang mampu memancing gelak tawa penonton.
Selain “John Wick”, penulis merasa bahwa film berdurasi 2 jam ini juga mengingatkan kita akan beberapa adegan di “The Raid” (2011) dan “Old Boy” (2003). Hal ini mungkin cukup terlihat jelas dari beragam gaya pertarungan hand-to-hand combat yang rapat hingga latar ruangan club/hotel yang terasa cukup claustrophobic.
Filmnya sendiri sangat unik dan kaya akan banyak elemen. Meski mengidentifikasikan dirinya sebagai revenge film, “Monkey Man” menyajikan lebih banyak elemen yang melibatkan emosi, tradisi, hingga masalah politik/kasta/agama yang bisa dibilang cukup mencerminkan issue sosial yang banyak terjadi di India sendiri. Mungkin hal ini lah yang menjadikan “Monkey Man” gagal dibeli oleh Netflix untuk disiarkan di seluruh dunia lewat aplikasi populer tersebut.
Meski demikian, “Monkey Man” adalah sebuah film yang layak untuk disaksikan di layar lebar. Bukan hanya karena adegan tarungnya yang brutal dan banyak menampilkan darah/kekerasan, tapi juga unsur-unsur lain yang coba ingin disampaikan oleh Dev Patel sebagai sutradaranya.
Jika ada kritik, mungkin hanya satu. Beberapa adegan flashback atau action sequencenya bisa terlihat too blurry dan disorienting. Namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu untuk penonton. Hal ini bisa jadi merupakan artistical choice yang dipilih oleh Dev Patel untuk menonjolkan elemen emosi dan semua ‘kekacauan’ yang dirasakan oleh para karakter di dalam film tersebut.
Ayo tonton “Monkey Man” di bioskop-bioskop terdekat kamu! Film keren ini sudah tayang di seluruh Indonesia!
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com