Persebaya Surabaya Kembali Kehilangan Kemenangan di Detik Terakhir
Kekalahan yang hampir diraih kembali terjadi bagi Persebaya Surabaya dalam pertandingan melawan Bhayangkara Presisi Lampung FC. Hasil imbang 1-1 membuat pelatih sementara, Uston Nawawi, merasa kecewa karena gol balasan yang datang di menit akhir pertandingan.
Uston mengungkapkan rasa kecewanya setelah laga yang berlangsung di Bandar Lampung. Ia menyatakan bahwa timnya tampil maksimal dan menunjukkan kualitas terbaik sepanjang pertandingan. “Kami sangat kecewa karena kebobolan menit akhir,” ujarnya dalam konferensi pers.
Ia juga menyampaikan rasa syukur atas performa pemain yang telah memberikan semua kemampuan terbaik mereka. Meski hasil tidak sesuai harapan, ia menilai kinerja tim secara keseluruhan cukup baik. Namun, konsentrasi pada penghujung laga menjadi masalah utama. “Para pemain sudah menjalankan instruksi dengan baik, tetapi satu momen lengah membuat semuanya berubah,” tambahnya.
Persebaya Surabaya sempat unggul 1-0 pada menit 82 lewat gol bunuh diri pemain Bhayangkara. Gol tersebut meningkatkan semangat Green Force karena mereka merasa momentum berpihak pada mereka. Namun, harapan itu runtuh ketika Dendi Sulistyawan mencetak gol balasan untuk Bhayangkara saat masa tambahan waktu hampir habis.
Kondisi tersebut membuat para pemain Persebaya hanya bisa mematung karena kemenangan yang hampir diraih hilang seketika. Uston menilai situasi seperti ini menjadi pelajaran keras agar tim tidak lengah sepanjang menit akhir pertandingan. Ia menegaskan bahwa Super League memiliki intensitas tinggi sehingga setiap detik bisa mengubah jalannya laga.
Dalam wawancara yang sama, Uston juga menyentil beberapa keputusan wasit yang menurutnya merugikan Persebaya Surabaya. “Tensi tinggi itu pasti di Super League, tapi ada beberapa yang menurut saya tidak perlu kartu kuning,” ucapnya. Meski begitu, ia memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh soal wasit agar tidak memperkeruh suasana.
Uston menekankan pentingnya menjaga fokus tim agar tidak teralihkan oleh kontroversi. Ia ingin Persebaya Surabaya tetap berada dalam jalur evaluasi internal ketimbang menghabiskan energi pada hal yang tidak bisa dikendalikan.
Hasil imbang tersebut membuat Persebaya Surabaya tertahan di posisi kedelapan klasemen sementara dengan 17 poin dari empat kemenangan, lima imbang, dan tiga kekalahan. Sementara itu, Bhayangkara Presisi Lampung FC naik ke posisi ketujuh dengan 19 poin dari lima kemenangan, empat imbang, dan empat kekalahan.
Pertandingan sendiri berjalan dalam tensi tinggi karena kedua tim membutuhkan poin untuk memperbaiki posisi. Situasi itu membuat setiap pelanggaran, kartu, dan peluang terasa lebih vital bagi kedua kubu. Para pemain Persebaya Surabaya berusaha menjaga keunggulan setelah gol bunuh diri lawan, tetapi tekanan Bhayangkara semakin meningkat di 10 menit terakhir.
Gol penyama kedudukan yang lahir pada masa tambahan waktu menjadi pukulan telak bagi Green Force. Momen itu membuat suasana di kubu Persebaya Surabaya berubah hening karena mereka merasa sudah cukup disiplin menjaga lini belakang.
Uston berharap kekecewaan tersebut tidak membuat pemainnya kehilangan percaya diri. Ia justru ingin pengalaman pahit ini menjadi bahan penting untuk memperkuat mentalitas tim ke depannya. Menurutnya, semangat dan determinasi para pemain perlu diapresiasi meski hasil akhir belum memuaskan.
Uston juga menekankan timnya tidak boleh larut dalam rasa frustasi karena jadwal kompetisi sangat padat. Mereka harus segera mengalihkan fokus pada pertandingan berikutnya untuk menghindari kehilangan poin yang tidak perlu. Ia memastikan evaluasi akan dilakukan mendalam agar kesalahan serupa tidak terulang.
Persebaya Surabaya perlu meningkatkan konsentrasi dan ketenangan di menit-menit krusial yang sering menjadi penentu hasil. Uston percaya timnya akan bangkit karena para pemain memiliki karakter kuat untuk menghadapi tekanan. Meski “kecewa karena kebobolan menit akhir,” ia yakin situasi tersebut menjadi pelecut semangat untuk tampil lebih solid pada laga selanjutnya.
Dengan fondasi kerja keras yang sudah ditunjukkan para pemain, Uston optimistis Persebaya Surabaya bisa kembali menemukan konsistensinya. Ia ingin hasil ini menjadi titik balik yang membuat Green Force lebih matang dalam persaingan Super League musim ini.







