Kota Malang – Hingga saat ini, telah berdiri 18 Masjid Cheng Hoo di berbagai daerah di Indonesia, dengan dua masjid baru segera dibangun di Bondowoso dan Sumatera. Di wilayah Malang Raya, satu Masjid Cheng Hoo sudah berdiri di Jalur Lintas Selatan (JLS) Goa China, Malang Selatan. Namun, untuk di Kota Malang sendiri, rencana pembangunan masjid yang didirikan oleh Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) masih dalam tahap wacana.
Pemerintah Kota Malang sebenarnya telah menyiapkan lahan di kawasan Islamic Center di Kedungkandang untuk pembangunan masjid tersebut. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bahkan mengusulkan agar kantor DPD Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kota Malang digabung dengan Masjid Cheng Hoo agar lebih efisien.
“Saya sudah sampaikan ke dr. Tandya bagaimana jika kantor PITI Kota Malang digabung dengan Masjid Cheng Hoo. Kami ingin pembangunan ini tidak hanya sekadar wacana,” ujar Wahyu dalam acara silaturahmi bersama DPD PITI Malang Raya dan YHMCHI di Regent Park Hotel.
Sebagai bentuk keseriusan, Wahyu terus berkoordinasi dengan DPD PITI Malang Raya untuk mempercepat realisasi pembangunan. Ia berharap Masjid Cheng Hoo di Kota Malang dapat segera dibangun agar menjadi ikon baru di kota ini.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD PITI Malang Raya, Dr. dr. H. Sugiharta Tandya, membenarkan bahwa rencana pembangunan Masjid Cheng Hoo di Kota Malang sudah lama diwacanakan, bahkan sejak delapan tahun lalu dengan lokasi awal di Jalan Sulfat. Namun, karena lahan yang tersedia saat itu kurang luas dan ada kendala lainnya, rencana tersebut belum terwujud.
Kini, dengan adanya tawaran dari Pemerintah Kota Malang untuk memanfaatkan lahan di Islamic Center Kedungkandang, PITI akan lebih fokus pada rencana tersebut. Dr. Tandya yang masa jabatannya sebagai Ketua DPD PITI akan segera berakhir berharap rencana ini dapat segera dimatangkan oleh pengurus berikutnya.
Sementara itu, dalam acara silaturahmi yang digelar di Regent Park Hotel tersebut, DPD PITI dan YHMCHI juga mengadakan kegiatan berbuka puasa bersama serta penyerahan santunan kepada 25 anak panti asuhan dari Kepanjen. Mereka menerima bantuan berupa uang tunai dan sepatu.
Menariknya, menu berbuka puasa di acara tersebut adalah “Sego Kajatan,” sajian khas pedesaan yang biasanya disajikan saat hajatan. Menu ini terdiri dari ayam tulang lunak, bandeng presto, ikan asin, urap, tempe mendoan, sambal, hingga jajanan pasar sebagai takjil.
Branch Manager Regent’s Park Hotel, Atiek Sumiati Tanu, menjelaskan bahwa pemilihan menu ini bertujuan untuk menghidupkan kembali suasana tradisional yang penuh kebersamaan, sehingga cocok dinikmati dalam suasana Ramadan.
Penulis : Hasbi