Banyuwangi (Beritajatim.com) – H+5 pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya mulai membuahkan hasil. Satu jenazah korban kapal tenggelam ditemukan oleh tim SAR Gabungan di Selat Bali pada pukul 10.41 WIB.
Setelah ditemukan jenazah dibawa ke RSUD Blambangan untuk diidentifikasi oleh Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Polri.
Informasi yang diterima jenazah ditemukan oleh KRI Fanildo ketika tengah melakukan pemindaian bawah air. Ketika itu tim menemukan jenazah mengapung dalam posisi tengkurap.
“Oleh tim kemudian dievakuasi,” kata Danguspurla Koarmada II, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono.
Endra mengatakan jenazah tersebut ditemukan di jarak 5,7 – 6 nautical mile dari lokasi diduga titik tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Hanya saja kondisinya sudah cukup sulit kenali. Tim tidak menemukan identitas apapun yang melekat pada tubuh jenazah. Pada jenazah hanya melekat kaos oblong warna biru dan celana pendek.
“Tidak ada identitas dompet atau apapun yang melekat pada korban. Hanya ada kaos biru dan celana pendek yang ada pada tubuh jenazah,” terangnya.
Setelah dievakuasi KRI Pulau Fanildo saat itu langsung berkoordinasi dengan KRI Tongkol. Jenazah kemudian dibawa menggunakan KRI Tongkol menuju ke Dermaga Pusri untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno menambahkan jenazah telah diserahterimakan. Selanjutnya akan dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi.
“Setelah proses identifikasi selesai dan diketahui identitasnya. Jenazah selanjutnya akan diserahkan ke pihak keluarga,” tegasnya.
Dengan penemuan ini, jumlah korban yang telah ditemukan menjadi 37 orang. Sebanyak 30 orang dinyatakan selamat, sementara korban meninggal bertambah menjadi 7 orang. Sisanya, 28 orang masih dalam pencarian.
Hingga saat ini pencarian masih berlangsung oleh tim SAR gabungan di selat Bali.
Sebelumnya, tim SAR gabungan juga telah melaporkan perkembangan hasil pencarian, bahwa keberadaan diduga bangkai KMP Tunu Pratama Jaya telah terdeteksi.
Kapal bergeser hampir 800 meter dari titik terakhir saat dinyatakan hilang kontak. Verifikasi visual masih dilakukan oleh tim ahli hidrografi yang berada di KRI Fanildo. [ayu/but]