Perbedaan Film “Romeo + Juliet” dengan Karya Asli William Shakespeare
Film Romeo + Juliet yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Claire Danes dirilis pada tahun 1996. Meskipun mengadaptasi karya sastra klasik William Shakespeare, film ini menawarkan penyajian yang sangat berbeda. Dari segi latar waktu hingga dialog, banyak elemen yang diubah agar sesuai dengan konteks modern. Berikut adalah beberapa perbedaan utama dalam penggambaran film ini dibandingkan naskah asli.
Latar Waktu dan Dunia yang Dimodernisasi
Dalam drama asli, kisah berlangsung pada abad ke-14 atau ke-15 di Verona, Italia. Namun, dalam film karya Baz Luhrmann, setting digeser ke kota fiktif Verona Beach, yang mencerminkan Amerika tahun 1990-an. Elemen modern seperti mobil, senjata api, dan teknologi diperkenalkan untuk menggantikan lingkungan klasik. Penyesuaian ini memberi kesan urban kontemporer tanpa menghilangkan esensi kisah tragis cinta dua insan muda.
Bahasa Asli Dipertahankan, Tetapi Disesuaikan Konteks
Bahasa Shakespeare tetap dipertahankan dalam film, meskipun berada dalam konteks modern. Tokoh-tokoh masih menyebut senjata api sebagai “pedang” meskipun bentuknya berupa pistol. Beberapa dialog dipotong agar lebih mengalir di layar lebar. Hanya Pastor Laurence yang tetap berbicara dalam pentameter iambik sebagaimana naskah aslinya.
Perang Dua Keluarga Diubah Menjadi Persaingan Bisnis Mafia
Alih-alih dua keluarga bangsawan yang berperang, film menggambarkan Montague dan Capulet sebagai dua sindikat bisnis mafia. Mereka berpura-pura sebagai perusahaan sah, namun terlibat konflik berdarah. Perubahan ini mengubah motivasi dan dinamika cerita, memberi warna baru pada permusuhan klasik. Film tetap menunjukkan betapa perseteruan membawa kehancuran bagi generasi muda.
Penggunaan TV Sebagai Media Penyampai Informasi
Prolog yang biasanya dibacakan oleh narator digantikan oleh pembawa berita di televisi. TV juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi penting seperti undangan pesta. Penyesuaian ini memanfaatkan unsur modern untuk menyampaikan informasi naratif secara sinematik. Media menjadi penyambung informasi yang relevan dalam dunia visual era modern.
Peran Rosaline Dikurangi Drastis dalam Film
Dalam drama, Rosaline adalah cinta pertama Romeo yang membuatnya patah hati sebelum bertemu Juliet. Dalam film, hanya disebut namanya secara singkat tanpa kehadiran yang signifikan. Hal ini mereduksi kedalaman emosional Romeo di awal cerita, mengesankan perasaannya hanya cinta monyet. Keputusan ini memfokuskan cerita langsung pada hubungan Romeo dan Juliet.
Adegan Balkon Diubah Secara Visual dan Naratif
Adegan balkon yang ikonik diubah dari taman buah menjadi lokasi kolam renang. Baris dialog juga dikurangi hampir setengahnya untuk menyesuaikan durasi film. Nuansa romantis tetap dipertahankan, namun dalam balutan visual yang lebih kontemporer. Perubahan ini memberikan sentuhan sinematik modern tanpa mengurangi kekuatan emosional adegan tersebut.
Akhir Cerita Diubah dengan Juliet Terbangun Sebelum Romeo Mati
Dalam drama, Juliet bangun setelah Romeo meninggal. Namun dalam film, Juliet terbangun sesaat sebelum Romeo mati akibat racun. Mereka sempat berciuman dalam momen tragis sebelum Juliet bunuh diri. Adegan ini memberikan sentuhan dramatis dan sinematik yang memperkuat klimaks emosional cerita.
Karakter dan Hubungan Keluarga Diubah atau Dihilangkan
Paris dalam film bernama lengkap Dave Paris dan tidak tewas seperti di drama. Lady Montague juga tidak meninggal, dan rekonsiliasi dua keluarga dihapus dari akhir cerita. Film fokus pada Romeo dan Juliet alih-alih menunjukkan dampak kepada karakter pendukung. Beberapa ikatan keluarga seperti antara Mercutio dan Paris juga dihilangkan.
Unsur Narkoba dan Simbolisme Modern Ditambahkan
Film menambahkan adegan Romeo menggunakan narkoba sebelum pesta Capulet sebagai simbol pelarian emosional. Ini tidak ada dalam drama asli, yang hanya menampilkan racun sebagai alat kematian. Penambahan ini menyiratkan makna psikologis dalam representasi modern. Simbolisme narkoba memperkuat gambaran remaja yang hilang arah dalam dunia penuh kekerasan.
Gaya Busana dan Penamaan Tokoh Dimodernisasi
Kostum tokoh mencerminkan kepribadian mereka secara visual: Juliet sebagai malaikat, Tybalt sebagai iblis. Nama-nama seperti Friar Laurence diubah menjadi Pastor Laurence dan Prince Escalus menjadi Kapten Prince. Pakaian ala tahun 1990-an menggantikan gaya Elizabethan yang digunakan dalam pementasan klasik. Semua penyesuaian ini menyatukan cerita klasik dengan daya tarik budaya pop masa kini.