InfoMalangRaya.com – Kelompok perjuangan Palestina berhasil mengamankan pembebasan 110 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara ‘Israel’ sebagai bagian dari tahap ketiga dari kesepakatan pertukaran tahanan pertama.
Ribuan warga Palestina berkumpul di Kompleks Rekreasi Ramallah di Tepi Barat yang diduduki untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan, koresponden Al Mayadeen melaporkan.
Mereka yang dibebaskan adalah 32 warga Palestina yang dipenjara seumur hidup, 48 orang lainnya dengan berbagai vonis, dan 30 anak di bawah umur. Beberapa tahanan yang dibebaskan kembali ke Tepi Barat yang diduduki dan al-Quds, sementara yang lain menuju ke Gaza.
Diantara mereka adalah Zakaria Zubeidi, salah satu tahanan yang membebaskan diri dalam Operasi Terowongan Kebebasan pada tahun 2021 di mana sejumlah tahanan Palestina membebaskan diri dari penjara ‘Israel’ dengan menggali terowongan hanya menggunakan sendok.
Footage documents the moment Palestinian prisoner leader Zakaria Zubeidi arrives in Ramallah, after being freed as part of the prisoner exchange deal between the resistance and Israel under the first phase of the ceasefire agreement in Gaza. pic.twitter.com/BCSedcayBB— Quds News Network (@QudsNen) January 30, 2025
Channel 12 Israel melaporkan bahwa para tahanan yang dibebaskan juga termasuk Rashid al-Rishq, yang diduga merencanakan upaya pembunuhan terhadap Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan operasi lainnya pada tahun 2022, di mana ia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.
Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel mencegah beberapa keluarga tahanan yang dibebaskan – yang dideportasi – untuk melakukan perjalanan untuk bertemu kembali dengan orang yang mereka cintai.
Respon Hamas
Dalam sebuah pernyataan, Hamas memuji pembebasan tersebut sebagai momen “kebanggaan dan kehormatan” bagi rakyat Palestina, dan menekankan bahwa perlawanan “memaksa penjajah untuk membuka sel-sel penjaranya” di bawah ketentuan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.
“Penyambutan besar-besaran terhadap para tahanan yang dibebaskan, terlepas dari upaya Israel untuk melecehkan mereka dan keluarga mereka, mengirimkan pesan yang jelas: perjuangan para tahanan adalah garis merah, dan penindasan Israel tidak akan menghalangi rakyat kami untuk berjuang sampai semua tahanan dibebaskan dan tanah serta tempat-tempat suci kami direbut kembali,” kata Hamas.
Gerakan perlawanan rakyat Palestina ini menegaskan kembali komitmennya untuk mengamankan pembebasan semua tahanan, dan bersumpah untuk “mengerahkan semua cara yang mungkin” untuk mencapai tujuan ini, terlepas dari ancaman atau pembalasan Israel.
Sebagai bagian dari tahap ketiga dari kesepakatan pertukaran, perlawanan Palestina juga menyerahkan tiga tawanan ‘Israel’ kepada Komite Palang Merah Internasional, selain lima pekerja Thailand. Para pejabat zionis menggambarkan penyerahan tersebut sebagai “kegagalan total” bagi pendudukan Israel, karena gambar-gambar penyerahan tersebut disiarkan ke seluruh dunia, yang memperkuat kemampuan perlawanan untuk mendikte persyaratan dalam pertukaran yang sedang berlangsung.*