12 Muslim AS Menggugat Pengawasan FBI di Departemen Kehakiman

InfoMalangRaya.com—Sekelompok 12 Muslim Amerika, termasuk walikota New Jersey, menggugat Departemen Kehakiman pada hari Senin untuk menghapus nama mereka dari daftar pengawasan rahasia FBI, yang mereka gambarkan sebagai “pendaftaran Muslim de facto.”
Gugatan tersebut, yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS di Massachusetts, menuduh bahwa dengan menempatkan individu tersebut dalam Database Pemeriksaan Teroris, pemerintah federal telah “menghukum” penggugat dengan “kewarganegaraan kelas dua seumur hidup.”
Penggugat mengklaim telah menderita kerugian, termasuk penghinaan publik, pengawasan, pelecehan dalam perjalanan, penolakan pekerjaan, dan “secara efektif diisolasi dari Amerika Serikat” dan menambahkan bahwa daftar itu sendiri adalah “pendaftaran Muslim de facto” dengan lebih dari 98 persen dari individu-individu dalam daftar tersebut terdiri dari umat Islam,” lapor Anadolu Agency.
Menurut gugatan tersebut, bahkan setelah seseorang dikeluarkan dari daftar, mereka menderita dampak berbahaya seumur hidup.
Mereka menyebut Jaksa Agung Merrick Garland, Direktur FBI Christopher Wray, Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle, Asisten Jaksa Agung Divisi Keamanan Nasional Matthew Olsen, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, dan lainnya sebagai salah satu terdakwa dalam gugatan.
Staf pengacara dari kelompok advokasi Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Hannah Mullen, mengatakan para penggugat yang namanya dimasukkan ke dalam daftar pantauan merasa tidak terima. Sebab, standar untuk memasukkan daftar pantauan hanya sekedar stempel yang tidak jelas, yang mana dalam praktiknya digunakan untuk menargetkan dan mendiskriminasi umat Islam.
Pemerintah federal, ujar Mullen menganggap fakta menjadi Muslim adalah hal yang mencurigakan. Orang-orang ditempatkan dalam daftar pantauan karena identitas Muslim mereka, keyakinan agama Islam, praktik keagamaan Islam, perjalanan ke negara-negara mayoritas Muslim dan faktor-faktor diskriminatif lainnya.
“Tak satu pun dari klien kami pernah didakwa atau dihukum karena kejahatan terkait terorisme,” lanjut Mullen.
Nama-nama yang tersisa dalam daftar, hanya sekitar 1 hingga 2 persen, terdiri dari orang-orang yang dihukum karena serangan teroris. Termasuk pemboman sarin tahun 1995 di Tokyo, pemenjaraan revolusioner Kolombia, serta seorang pembom Tentara Republik Irlandia.
Salam satu penggugat termasuk Wali Kota New Jersey Prospect Park Mohamed Khairullah, yang tidak diundang ke perayaan Idul Fitri Gedung Putih pada menit-menit terakhir bulan Mei, Michael Migliore, seorang Muslim Amerika yang tinggal di Arab Saudi, Nidal El-Takach, seorang warga Michigan dan sembilan lainnya. *