InfoMalangRaya.com – Kepolisian Iran menangkap sekitar 21.000 orang atas berbagai tuduhan selama perang 12 hari dengan ‘Israel’, menurut laporan kepolisian nasional Iran pada 12 Agustus. Lebih dari 7.850 aduan diterima selama konflik tersebut, yang mengarah pada penangkapan tersebut.
Juru bicara kepolisian Iran, Saed Montazer al-Mahdi, mencatat bahwa Kepolisian Siber Iran (FATA) menangani 5.700 kasus kejahatan siber, termasuk penipuan internet, penarikan dana tanpa izin, dan serangan siber di bursa Nobitex.
Ia mengatakan 2.774 “warga negara ilegal” ditahan, dengan 261 orang ditangkap atas dugaan spionase dan 172 orang ditahan karena merekam tanpa izin – beberapa di antaranya karena merekam “lokasi-lokasi sensitif” di seluruh negeri. Pemeriksaan telepon seluler para tersangka menghasilkan pembukaan 30 kasus keamanan khusus.
Selama perang bulan Juni, entitas zionis ‘Israel’ melancarkan serangan terkoordinasi di dalam Iran, menewaskan pejabat senior militer dan intelijen, ilmuwan nuklir, dan menyerang situs-situs militer penting serta infrastruktur administratif.
Para analis berspekulasi bahwa tujuan penyerangan gedung-gedung administrasi dan infrastruktur adalah untuk melemahkan kendali pemerintah Iran atas provinsi-provinsi perbatasannya dengan harapan dapat memicu kerusuhan dan gerakan separatis.
Baik selama maupun setelah perang, pasukan keamanan Iran menyita sejumlah besar bahan peledak, drone, dan senjata, beserta bengkel-bengkel yang digunakan untuk memproduksi sistem tanpa awak dari dalam negeri.
Sejak itu, perburuan agen-agen penyusup terus berlanjut di seluruh negeri, dengan para pemimpin mendesak warga untuk “menjaga kewaspadaan mereka, seperti yang mereka tunjukkan selama perang.”*







