3.222 Bocah di Malang Berisiko Mengalami Stunting

Oleh admin

Infomalangraya – MALANG KOTA – Masih banyak anak-anak di Kota Malang yang berisiko mengalami stunting (pertumbuhan terhambat). Dari 37 ribu anak yang diperiksa dalam bulan timbang, sekitar 8,9 persen atau 3.222 bocah berisiko mengalami stunting.
Masih adanya anak-anak berisiko stunting disebabkan oleh pemahaman orang tua terhadap kesehatan yang belum menyeluruh. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang getol melakukan penguatan hingga ke tingkat kader posyandu. Misalnya, memaksimalkan edukasi terkait risiko pernikahan dan kehamilan pada usia dini hingga pemberian makanan yang bergizi kepada anak-anak.
Salah seorang kader asal RW 1 Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Winarti mengatakan, selama ini dia sudah berupaya memberikan edukasi kepada warga.  Namun, katanya, masih banyak ibu yang tidak telaten menjalankan anjuran dari kader posyandu.

”Di tempat saya, banyak orang tua yang meninggalkan anaknya untuk bekerja. Anak pun jadi tak sepenuhnya terpantau kesehatannya,” kata dia.
Agar tetap bisa memantau kondisi anak-anak di tempatnya, Winarti bersama kader lainnya rutin mengajak masyarakat datang ke posyandu. Yakni setiap Selasa pada minggu kedua.
Di sisi lain, lanjutnya, pemahaman yang dimiliki para kader juga terbatas. Untuk itu, dia senang karena dinkes memberi penguatan pemahaman kepada mereka. ”Yang saya sayang kan, kenapa penguatan pemahaman tidak dilakukan sejak dulu?,” keluhnya
”Tapi ya alhamdulillah, saya dapat ilmu baru terkait cara memberi asupan makanan ke anak,” tambah Winarti.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Malang dr Bayu Tjahjawibawa menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan pemahaman 6.200 kader posyandu di Kota Malang. ”Sejauh ini, sebenarnya promosi kesehatan ke kader tidak susah. Kami terus melakukan pendekatan,” jelas dia.
Pendekatan yang dilakukan berupa edukasi terhadap ibu-ibu, baik sebelum maupun sesudah melahirkan. Misalnya terkait cara menyusui hingga pemberian asupan gizi yang benar. ”Kalau ada anak dengan kondisi yang mencurigakan seperti berisiko stunting, baru akan dilaporkan dan mendapat penanganan lebih lanjut,” pungkas dia. (mel/dan)

Kamu mungkin menyukai berita ini

Tinggalkan komentar