Malang (IMR) – Tiga tim mahasiswa dari dua perguruan tinggi di Kota Malang, Jawa Timur, berhasil menembus babak Top 40 Pertamuda Seed and Scale 2025 — ajang kompetisi ide bisnis terbesar bagi mahasiswa di Indonesia yang digelar PT Pertamina (Persero). Mereka menghadirkan berbagai solusi inovatif, mulai dari kecerdasan buatan (AI) untuk sektor pertanian hingga digitalisasi layanan Posyandu.
Universitas Brawijaya (UB) meloloskan dua tim, yakni AGROPLUS.ID dan Akademi Competition, sedangkan Universitas Bina Nusantara (BINUS) Malang mengirimkan satu tim bernama Little Step. Ketiga startup mahasiswa tersebut bersaing di kategori Early Stage Startup dan berhak mengikuti tahapan Bootcamp, Demoday, hingga Final Pitch dan Awarding yang digelar di Yogyakarta pada 24–29 Oktober 2025.
Dari UB, inovasi Agroplus.id menjadi salah satu yang paling disorot. Co-founder Agroplus.id, Gabriel Salindeho, mengatakan startup tersebut lahir dari keprihatinan terhadap masalah klasik di sektor pertanian.
“Masalah spesifik di bidang pertanian yang menjadi concern saya ialah penggunaan pupuk yang memakan biaya operasional sebesar 50 persen dari keseluruhan kebutuhan,” ujar Gabriel kepada beritajatim.com, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, penyebab utama tingginya biaya tersebut adalah kurangnya pemahaman petani terhadap kebutuhan spesifik tanaman mereka. Untuk menjawab tantangan itu, Gabriel bersama Muhammmad Rizky Alfiansyah, Nabiel Tatra Edy Firdaus, dan Marsel Sampurna mengembangkan aplikasi pemindai daun berbasis kecerdasan buatan.
“Kami membuat inovasi scan deteksi tanaman melalui daunnya untuk membaca status unsur hara si tanaman. Ini bisa memangkas 15 persen dari biaya penggunaan pupuk dan pestisida nantinya,” jelasnya.
Aplikasi ini didesain farmers-friendly agar mudah digunakan petani yang belum terbiasa dengan teknologi.
“Secara desain, aplikasi ini di-desain untuk farmers-friendly. Alur penggunaan dibuat semudah mungkin dengan hanya tiga tahap,” katanya.
Prosesnya sederhana: petani cukup mengunduh aplikasi, memindai atau mengunggah foto daun di beberapa titik lahan, dan menunggu hasil analisis. Data yang ditampilkan mencakup kondisi cuaca, status unsur hara (Cukup, Kurang, atau Kritis), hingga potensi serangan hama dan penyakit. “Desain dan alur ini adalah hasil diskusi saya terhadap teman saya yang merupakan keluarga petani,” tambahnya.
Agroplus menargetkan peningkatan produktivitas petani hingga 30%. Gabriel optimistis aplikasi mereka bisa bersaing dengan solusi lain. “Yang kami unggulkan di sini selain kemudahannya, ialah fitur pembacaan unsur haranya yang hanya menggunakan satu handphone saja,” tegasnya.
Untuk pengembangan tahap berikutnya, tim Agroplus tengah menyiapkan fitur AI yang akan memberikan rekomendasi pupuk dan pestisida secara spesifik, lengkap dengan takaran sesuai kebutuhan tanaman.
Selain Agroplus.id, tim Akademi Competition dari UB yang digagas oleh Ihsan Bagaskara Ziaulhaq dan Muhammad Randi Hakim menawarkan platform pembelajaran kompetitif. Platform ini membantu siswa dan mahasiswa berlatih serta mengikuti berbagai kompetisi akademik secara interaktif melalui sistem pembelajaran digital.
Dari BINUS Malang, tim Little Step yang digawangi Alya Adiba Zainny dan Lituhayu Sabharani membawa gagasan sosial yang tak kalah menarik. Mereka menciptakan platform digital yang mengintegrasikan layanan Posyandu dengan edukasi parenting berbasis website dan aplikasi web. Inovasi ini diharapkan mempermudah masyarakat, terutama ibu muda, dalam mengakses informasi kesehatan anak dan tumbuh kembang balita secara terpadu.
Gabriel menilai pengalaman mengikuti Pertamuda sebagai kesempatan emas untuk mengembangkan diri.
“Bimbingan yang didapat dari bootcamp ini menurut saya ilmu yang mahal karena didapat dari orang-orang yang expert di bidangnya langsung, dan kebanyakan mereka para mentor merupakan CEO di perusahaan mereka yang besar,” ujarnya.
Ia berkomitmen menerapkan seluruh ilmu yang relevan dari sisi finansial hingga kepemimpinan untuk mengembangkan Agroplus. Dalam waktu dekat, timnya berencana menjalin kemitraan dengan kelompok tani kopi di Malang.
Gabriel juga memaknai perjuangan mereka sebagai refleksi Sumpah Pemuda modern, sebagaimana pesan yang disampaikan VP Non-Government Relation PT Pertamina (Persero).
“Wujud sumpah pemuda modern bagi para entrepreneurs muda bisa dimaknai sebagai ‘kami para inovator generasi muda, bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang maju’. Sebagai inovator, kita harus terus berinovasi dalam bisnis agar bisa memajukan negeri,” ujarnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan selamat kepada para finalis sekaligus menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung wirausahawan muda.
“Pertamina percaya bahwa masa depan ekonomi bangsa ada di tangan anak muda yang kreatif dan berani mengambil peluang,” ujar Fadjar, Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, Pertamina tidak hanya mencari pemenang, tetapi juga membangun fondasi ekosistem kewirausahaan berkelanjutan. “Kami ingin agar setiap ide bisnis yang lahir di ajang ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat dan memberikan dampak positif bagi lingkungan,” tutupnya. [dan/beq]




 
									 
					


