Kabupaten Malang, IMR- Sukses di pameran UMKM yang digelar DPBJ (Kemenkeu-red) beberapa waktu yang lalu dan mendapatkan pujian dari Mentri Keuangan Sri Mulyani serta Kepala Daerah Kabupaten Malang kini Batik Lintang menjadi sorotan publik karena batik Lintang asli khas Kabupaten Malang dan bisa melestarikan budaya di era yang serba digital
Bertempat di Griya Permata Alam, Desa Ngijo, Karangploso, Kab.Malang ( Galeri dan Sanggar Batik Lintang-red) kedatangan pelajar SMP Negri 1 Pandaan, Kab.Pasuruan, Rombongan pelajar dari Pasuruan menuju lokasi galeri batik menggunakan armada 7 Bus
Manajer Batik Lintang saat diwawancarai infomalangraya.com membenarkan jika sanggar dan galerinya dikunjungi siswa dari Pasuruan
” Kedatangan pelajar dari SMPN 1 Pandaan merupakan bagian dari program Study Lapangan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila -red) kata Indra
Selanjutnya, Indra juga memberikan nasehat kepada generasi muda terutama para pelajar supaya memperhatikan asal usul juga budaya adat dan istiadat agar tidak diabaikan dan berharap generasi muda bisa menjadi penjaga budaya agar tetap lestari di era mendatang
Masih ditempat yang sama, Inisiator serta owner batik lintang juga berkomentar jika kedatangan 25 pengajar dibarengi 350 anak didiknya dari SMPN 1 Pandaan menuju ke galerinya karena saat ini kabupaten Pasuruan juga sedang mengembangkan kreasi batik dengan motif Telang Kusuma
” Cukup berbahagia sekali kami bisa mentransfer ilmu kepada siswa-siswa SMP N1 Pandaan ini sebagai bagian dari penguatan Pancasila penjaga warisan luhur budaya bangsa dan ini berkelanjutan tidak berhenti di kunjungan ini, kami juga akan dating ke sekolah mereka untuk meneruskan materi dari belajar membatik tulis hari ini,”ujar Ita Fitriyah, ST
Putri salah satu siswi kelas VII SMPN 1 Pandaan yang menerima manfaat belajar membatik mengungkapkan jika belajar membatik itu ternyata sangat menyenangkan sekali
” Cukup menyenangkan sih cara membatik tulis dan lebih asyik dari bermain game atau bermain media sosial,” Ujar gadis yang masih belia
ternyata setelah tahu cara membatik tulis, ini lebih mengasyikan dari sekedar main game atau sekedar medsos,”kata Putri
Narto selaku guru bahasa daerah sangat mengapresiasi anak didiknya sebab menjadi seorang pembatik dibutuhkan kejelian dan ketelitian agar karyanya bisa mempunyai ciri khas tersendiri
“kami harus akui tak semua siswa telaten dan memiliki hobby seni, namun dari program ini minimal kami sudah memberikan informasi dan literasi kepada siswa tentang warisan nenek moyangnya bernama batik tulis, apalagi disini banyak ilmu pengetahuan yang bisa membedakan diantaranya ciri ciri batik tulis, batik dengan metode cap dan batik yang menggunakan teknologi digital printing,”, Tutup Narto At-tasalam mengakhiri wawancara
Penulis. : Rudi Harianto
Editor. : Dyah Arum Sari
Foto : Info Malang Raya