Surabaya (IMR) – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengalami berbagai macam perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Meski begitu, ternyata ada istilah-istilah khusus—beberapa berasal dari bahasa asing—yang mampu mewakili pengalaman emosional tersebut.
Berikut lima istilah yang secara makna cukup rumit dijelaskan, namun sangat akrab dalam keseharian kita.
1. Sonder
Pernahkah kamu menatap orang asing di jalan dan tiba-tiba terbersit pikiran, “Dia pasti punya hidup, cerita, dan masalah sendiri”? Inilah yang disebut dengan sonder. Istilah ini menggambarkan momen ketika kita menyadari bahwa setiap orang yang kita temui memiliki kehidupan yang sama rumitnya dengan hidup kita sendiri—penuh mimpi, konflik, tujuan, dan sejarah panjang. Konsep ini membuat kita lebih empatik dan menghargai keberadaan orang lain.
2. Nostalgia
Nostalgia berasal dari bahasa Yunani “nostos” (pulang) dan “algos” (rasa sakit). Ini adalah emosi yang muncul saat kita mengenang momen manis di masa lalu, seperti kenangan masa kecil, lagu favorit yang sering diputar saat remaja, atau suasana Lebaran di kampung halaman. Meskipun terasa hangat, nostalgia juga bisa membawa kesedihan karena menyadari bahwa momen tersebut tak bisa diulang.
3. Deja Vu
Istilah deja vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah melihat”. Ini adalah sensasi aneh ketika kita merasa pernah mengalami suatu kejadian yang sebenarnya benar-benar baru terjadi. Meskipun penyebabnya belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah, déjà vu sering dikaitkan dengan ketidaksesuaian antara ingatan jangka pendek dan jangka panjang di otak.
4. Schadenfreude
Mungkin terdengar tidak menyenangkan, tapi perasaan ini nyata dan umum terjadi. Schadenfreude, berasal dari bahasa Jerman, adalah emosi ketika seseorang merasa puas atau senang atas penderitaan atau kegagalan orang lain. Fenomena ini sering terjadi dalam konteks persaingan, baik dalam dunia kerja, media sosial, bahkan dalam hubungan pribadi. Meski dianggap negatif, mengenali perasaan ini penting untuk memahami sisi gelap psikologi manusia.
5. FOMO (Fear of Missing Out)
Di era digital dan media sosial, istilah FOMO menjadi semakin relevan. FOMO menggambarkan ketakutan akan tertinggalnya informasi, tren, atau pengalaman menarik yang sedang dilakukan orang lain. Misalnya, saat melihat teman-teman liburan, hadir di konser, atau mencoba tempat hits terbaru, kamu merasa iri dan takut kehilangan momen seru. FOMO dapat memengaruhi kesehatan mental dan membuat kita sulit merasa puas dengan kehidupan sendiri.
Meskipun sulit dijelaskan secara logis, perasaan-perasaan ini nyata dan dapat memengaruhi cara seseorang melihat diri sendiri dan dunia sekitar. Dengan mengenali istilah-istilah ini, Anda bisa lebih memahami reaksi emosional yang muncul, serta membangun hubungan yang lebih empatik dengan orang lain. [fyi/aje]