Film Komedi yang Mengangkat Tema Trauma
Mengangkat trauma sebagai tema utama dalam film adalah hal yang lumrah. Namun, karena sifatnya yang sensitif, proses pembuatannya memerlukan pertimbangan matang dan pengetahuan yang cukup. Akurasi dan keautentikan pengalaman sangat penting karena film-film ini sering kali menjadi representasi bagi para penyintas trauma di luar sana. Oleh karena itu, biasanya film tentang trauma dibalut dalam genre drama atau thriller sesuai dengan sifat isu yang diangkat. Namun, tidak sedikit sineas yang justru memilih format komedi untuk mengangkat topik ini. Berikut enam film yang membuktikan bahwa trauma bisa disampaikan melalui kisah-kisah lucu.
1. Sorry, Baby (2025)
Film terbaru yang diakuisisi A24, Sorry, Baby, berfokus pada sosok mahasiswa S3 bernama Agnes (Eva Victor) yang menjadi korban kekerasan seksual. Kejadian tersebut menyebabkan gangguan mental dan mengancam kariernya. Namun, ia memiliki sahabat yang selalu mendukungnya mencari solusi dan melanjutkan hidup. Film ini kemudian beralih ke beberapa tahun setelah kejadian tersebut, ketika Agnes menghadapi fase dilematis berikutnya. Berbeda dari film-film bertema #MeToo lainnya yang fokus pada pencarian keadilan, Sorry, Baby lebih menekankan proses penyembuhan diri sang penyintas.
2. I Like Movies (2022)
Dikemas layaknya film coming of age, I Like Movies menceritakan Lawrence (Isaiah Lehtinen), seorang remaja yang akan lulus SMA dan ingin kuliah film di Amerika Serikat. Karena keterbatasan dana, ia bekerja paruh waktu di toko VCD untuk mengumpulkan uang. Di sinilah ia bertemu dengan manajer toko yang memberinya banyak pencerahan. Perlahan terungkap bahwa keduanya sama-sama belum berdamai dengan trauma masa lalu mereka masing-masing.
3. On the Count of Three (2021)
Meski dikemas dalam bentuk komedi, On the Count of Three menyentuh isu-isu sensitif. Ceritanya mengikuti dua pemuda bernama Val (Jerrod Carmichael) dan Kevin (Christopher Abbott) yang sepakat untuk mengakhiri hidup mereka bersama. Pada hitungan ketiga, saat mereka hendak menekan pelatuk pistol, mereka teringat satu hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Masalah ini berkaitan erat dengan masa lalu suram mereka masing-masing. Bagaimana akhir cerita mereka?
4. A Real Pain (2024)
Trauma yang dibalut dalam komedi juga bisa ditemukan dalam film A Real Pain. Film ini mengikuti dinamika hubungan antara dua sepupu, David (Jesse Eisenberg) dan Benji (Kieran Culkin), yang memiliki sifat bertolak belakang. Meskipun pernah dekat, hubungan mereka renggang setelah sebuah insiden. Keduanya akhirnya dipaksa bertemu lagi setelah memesan tiket perjalanan ke Polandia.
5. Silver Linings Playbook (2012)
Film romcom yang menyimpan isu trauma di baliknya bisa ditemukan dalam Silver Linings Playbook. Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper memainkan dua orang dengan masalah kesehatan mental yang tak sengaja bertemu dan jatuh cinta. Tanpa tahu sejarah masing-masing, atraksi di antara keduanya tak bisa dielakkan. Namun, seiring hubungan mereka makin intens, kebiasaan dan sikap destruktif pun muncul dari masing-masing pihak.
6. The Truman Show (1998)
Mengangkat isu sensitif seperti trauma akibat kematian hingga eksposur berlebih, The Truman Show adalah contoh film komedi yang menyentuh. Jim Carrey memerankan Truman, pria yang diadopsi sejak bayi oleh sebuah korporasi. Hidupnya diekspos kepada khalayak lewat kamera-kamera tersembunyi dan disiarkan sebagai reality show. Ini berlangsung hingga ia dewasa tanpa ia sadari. Sampai akhirnya, ia mulai mencurigai ada yang tidak wajar dengan hidupnya. Selama film bergulir, kita dibuat geregetan dengan para produser dan kru yang tidak segan mengekspos Truman demi meningkatkan rating.
Hubungan Antara Tragedi dan Komedi
Relasi antara tragedi dan komedi ternyata cukup lekat. Seperti kata Mark Twain, “komedi adalah tragedi ditambah waktu”. Artinya, tragedi yang sudah lampau bisa jadi lelucon setelah kita melewati fase mengingkari dan akhirnya bisa menerima serta menertawakannya. Hal ini mungkin yang membuat film-film di atas memiliki efek healing yang sulit dijelaskan. Dengan cara yang unik, film-film ini membuktikan bahwa komedi bisa menjadi alat untuk menyembuhkan luka.