Film Ghost in the Cell: Kombinasi Unik Antara Horor dan Komedi
Setelah sukses dengan berbagai film horor yang menyeramkan, Joko Anwar kembali menciptakan kejutan baru melalui film terbarunya yang berjudul Ghost in the Cell. Film ini menarik untuk disaksikan karena menggabungkan dua genre yang bertolak belakang, yaitu komedi dan horor, dalam satu paket penuh kejutan. Dengan konsep yang menarik, film ini telah mulai mencuri perhatian publik bahkan sebelum rilis resmi.
Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang Ghost in the Cell yang akan membuat Anda semakin penasaran:
1. Film Komedi Pertama Joko Anwar Sejak 2007
Setelah hampir dua dekade fokus pada genre horor dan thriller, Ghost in the Cell menjadi film komedi pertama yang dibuat oleh Joko Anwar sejak Quickie Express (2007). Namun, meskipun berada di bawah genre komedi, Joko tetap memasukkan unsur-unsur horor khasnya, menciptakan kombinasi yang belum pernah ia eksplorasi sebelumnya.
2. Berlatar di Penjara, Tanpa Tempat Pelarian
Tidak seperti film-film sebelumnya yang menggunakan latar desa atau rumah terbuka, Ghost in the Cell justru mengambil setting penjara. Dengan ruang gerak yang terbatas, karakter-karakter dalam film ini tidak memiliki pilihan selain menghadapi teror hantu secara langsung—tanpa bisa melarikan diri!
3. Ide Unik Berangkat dari Pengalaman Horor
Dalam sebuah konferensi pers, Joko Anwar menyampaikan bahwa ide film ini muncul dari pengalamannya membuat film-film horor sebelumnya. Ia dan tim tertarik mengangkat suasana “terkunci” dalam penjara sebagai panggung utama, di mana para narapidana harus saling bekerja sama untuk bertahan hidup dari serangan hantu.
4. Abimana Aryasatya Jadi Salah Satu Pemeran Utama
Daya tarik film ini juga datang dari jajaran pemain papan atas. Aktor Abimana Aryasatya akan tampil memikat bersama Morgan Oey, Rio Dewanto, Aming, Lukman Sardi, Tora Sudiro, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, dan Kiki Narendra. Perpaduan antara aktor drama dan komedi ini menjanjikan performa yang dinamis.
5. Ada Wajah Baru Hasil Seleksi Terbuka
Film ini juga membuka kesempatan bagi talenta baru. Melalui audisi terbuka yang diikuti oleh 700 peserta, Magistus Miftah terpilih sebagai pendatang baru. Ia langsung dipercaya Joko Anwar untuk ambil bagian dalam film ini. Keterlibatan aktor baru ini diharapkan membawa nuansa segar dalam cerita.
6. Teror Gaib di Balik Dua Geng Penjara
Ghost in the Cell menceritakan dua geng dalam penjara Jakarta yang terus bertikai. Namun, konflik berubah drastis saat para narapidana mulai tewas satu per satu, bukan karena perkelahian, melainkan akibat teror dari makhluk tak kasat mata. Dari sinilah genre horor-komedi film ini mulai terbangun secara intens.
7. Rilis Tahun 2026, Teaser Sudah Mulai Dicicipi
Meskipun jadwal tayangnya baru dijadwalkan pada tahun 2026, Ghost in the Cell sudah mulai diperkenalkan ke publik melalui teaser yang dirilis Joko Anwar di media sosialnya sejak akhir Juli 2025. Antusiasme penggemar langsung meroket, menandakan betapa tingginya ekspektasi terhadap proyek ini.
Dengan menggabungkan kengerian dunia gaib dan kelucuan khas penjara, Ghost in the Cell akan menjadi film yang layak ditunggu. Apalagi dengan keterlibatan Joko Anwar sebagai sutradara dan Abimana Aryasatya sebagai pemeran utama, film ini siap menantang genre horor komedi di industri perfilman Indonesia. Siap menontonnya di bioskop 2026 nanti?