InfoMalangRaya.com – Tiga dari empat warga Jerman meyakini pemerintah harus memberikan tekanan yang lebih besar dan keras kepada ‘Israel’ untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang diakinatkan zionis di Jalur Gaza. Hal ini terungkap dalam survei Forsa oleh majalah Stern yang diterbitkan pada Selasa (29/07/2025).
“Sekitar 74 persen respondon ingin melihat pemerintah federal mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel terkait konflik dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza,” ungkap survei dikutip Anadolu.
Survei mengungkap bahwa ada perbedaan pendapat berdasarkan afiliasi politik, namun sebagian besar masih memandang pemerintah harus lebih keras terhadap ‘Israel’. Sekitar 94 persen pendukung Partai Kiri oposisi dan 88 persen pendukung Partai Hijau mendukung pemerintah Jerman menekan ‘Israel’ untuk mengakhiri perang di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023.
Sementara pendukung aliansi dari Partai Kristen Demokrat (CDU), Persatuan Sosial Kristen (CSU) dan Partai Sosial demokrat (SPD), sekitar 77 persen menginginkan pemerintah Jerman untuk berbuat lebih banyak untuk meredakan situasi kemanusiaan mengerikan di Gaza.
Sedangkan para pendukung partai kanan ekstrem, Alternatif untuk Jerman (AfD), menjadi pihak yang paling keras menolak peningkatan tekanan terhadap ‘Israel’ dengan 37 persen diantaranya mempertanyakan perlunya memberikan tekanan lebih lanjut. Meskipun begitu, 61 persen pendukung AfD mendukung pemerintah Jerman mengambil sikap yang lebih tegas terhadap ‘Israel’.
Berbanding terbalik dengan masyarakatnya, pemerintah Jerman telah lama menjadi pendukung setia ‘Israel’. Para pemimpin politik Jerman berdalih sikap tersebut merupakan tanggung jawab historis terhadap ‘Israel’ yang berakar dari masa Nazi dan kejahatan yang dilakukan terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia II.
Negara ini telah menyaksikan demonstrasi yang meluas, ketika orang-orang turun ke jalan untuk menyuarakan kemarahan mereka atas kejahatan perang ‘Israel’ di Gaza.
Dihadapkan dengan tekanan publik yang semakin meningkat, Kanselir Friedrich Merz mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan tekanan terhadap ‘Israel’ atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah tersebut.
Entitas zionis ‘Israel’ telah menewaskan lebih dari 60.000 orang di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Blokade penjajah terhadap wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan pangan dan kematian akibat kelaparan.*