InfoMalangRaya.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump “sepenuhnya mendukung” dimulainya kembali pemboman dan invasi darat di Gaza, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.
“Dia sepenuhnya mendukung Israel dan IDF (militer Israel) dan tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan dalam beberapa hari terakhir,” kata Leavitt kepada para wartawan menjawab pertanyaan apakah Trump berusaha memulihkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Entitas zionis ‘Israel’ secara sepihak telah merusak gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 19 Januari dan membunuh sekitar 700 warga Palestina, termasuk 200 anak-anak, serta melukai 1.042 orang di daerah pantai yang terkepung itu sejak Selasa. Pada hari Kamis, pemboman membabi buta ‘Israel’ menyebabkan sedikitnya 110 warga Palestina syahid, banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak di bawah umur.
Namun Leavitt menyalahkan Hamas atas pembantaian oleh ‘Israel’ tersebut.
“Presiden menegaskan kepada Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan semua sandera, maka akan ada harga yang harus dibayar, dan sayangnya, Hamas memilih untuk bermain-main di media dengan nyawa,” ujar Leavitt.
Mengkhianati kesepakatan gencatan senjata
Penjajah ‘Israel’ pada Selasa pagi kembali melanjutkan perang genosidanya di Gaza, meluncurkan rentetan serangan udara yang menyebabkan 700 warga Palestina menjadi syuhada, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Hamas mengatakan bahwa mereka menembakkan roket ke pusat komersial Israel, Tel Aviv, pada hari Kamis dalam respon militer pertama mereka terhadap jumlah korban sipil yang terus bertambah. ‘Israel’ mengatakan telah menutup jalur utama utara-selatan wilayah tersebut saat pasukannya memperluas invasi darat yang mereka lanjutkan pada hari Rabu.
Gencatan senjata tiga tahap dan perjanjian pertukaran tahanan telah berlangsung sejak Januari, menghentikan perang genosida ‘Israel’ di Gaza di mana Tel Aviv menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuat seluruh daerah pantai itu hancur.
Entitas zionis mengkhianati gencatan senjata dengan hanya mematuhi tahap pertama dari kesepakatan tersebut, mengabaikan tahap selanjutnya yang seharusnya dapat mengakhiri perang, meskipun telah dilakukan negosiasi selama berbulan-bulan oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Sebaliknya, pemerintah gembong zionis Benjamin Netanyahu berusaha untuk memperpanjang tahap pertama kesepakatan dengan Hamas selama beberapa minggu lagi untuk mengamankan pembebasan semua tawanan dari Gaza dan kemudian melanjutkan perang dan mungkin menduduki daerah kantong Palestina, di mana sekutu ‘Israel’, AS, telah bersumpah untuk melakukan pembersihan etnis terhadap warga Palestina yang tidak memiliki hak untuk kembali.
Hamas telah meminta para mediator untuk menekan ‘Israel’ agar bergabung kembali dengan perjanjian yang telah dilanggarnya selama berbulan-bulan dan sekarang secara sepihak dihancurkan dengan melanjutkan perang genosida.
Hamas mengatakan bahwa mereka bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Palestina yang didukung Barat atau komite politik independen, tetapi tidak akan meletakkan senjata sampai ‘Israel’ mengakhiri pendudukannya yang telah berlangsung puluhan tahun atas tanah Palestina.*
Baca juga: Kecam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Erdogan: ‘Setiap Tetes Darah akan Dibalaskan’