InfoMalangRaya.comβBadan pengungsi PBB telah menetapkan angka perencanaan awal lebih dari 800.000 pengungsi dan yang kembali yang mungkin melarikan diri dari Sudan yang dilanda konflik ke negara-negara tetangga, kata juru bicara UNHCR Olga Sarado hari Selasa.
Olga Sarrado mengatakan pada jumpa pers PBB bahwa sekitar 600.000 dari total akan menjadi pengungsi Sudan, serta pengungsi yang ditampung oleh Sudan. Selain itu, lebih dari 200.000 pengungsi dari negara tetangga Sudan Selatan dan di tempat lain sekarang di Sudan mungkin terpaksa pulang sebelum waktunya, tulis Anadolu Agency.
Dia mengatakan lebih dari 100.000 pengungsi, termasuk pengungsi Sudan dan Sudan Selatan kembali lebih awal, dan pengungsi yang ada di Sudan diyakini telah melarikan diri ke negara tetangga.
Sarrado mengatakan pergerakan lintas batas paling signifikan sejauh ini adalah pengungsi Sudan yang tiba di Chad dan Mesir dan Sudan Selatan, kebanyakan perempuan dan anak-anak.
βMeskipun UNHCR beroperasi di banyak negara tetangga, badan tersebut mengerahkan tim darurat tambahan dan mengaktifkan rantai pasokan globalnya, termasuk pesanan untuk sekitar 70.000 item bantuan inti dari persediaan global kami untuk Chad dan Sudan Selatan,β kata Sarrado.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, mengatakan Rencana Tanggap Kemanusiaan senilai US$1,7 miliar untuk Sudan hanya didanai 14 persen.
OCHA mengimbau semua donor untuk segera mendukung kelompok kemanusiaan agar bantuan yang sangat dibutuhkan dapat disalurkan, kata Laerke. Menurut Kementerian Kesehatan Sudan, setidaknya 528 orang tewas dan lebih dari 4.500 terluka sejak konflik di Sudan pada 15 April.
Desakan Liga Arab
Sementara itu,Β pemimpin Liga Arab mengadakan pertemuan dengan wakil komandan jenderal tentara Sudan Abdel Fattah al-Burhan, di markasnya di Kairo, Mesir, Selasa. Pertemuan berfokus pada seruan untuk segera menghentikan konflik.
Namun, perwakilan Abdel Fattah, Dafaβalla Al-Haj Ali menegaskan, krisis di negaranya merupakan persoalan internal. Dia juga memperingatkan bahwa tidak ada pihak yang mencampuri urusan dalam negeri Sudan.
βKetidakstabilan dan perpecahan yang terjadi di Sudan adalah di Sudan, bukan di benua ini atau di luarnya,β ujarnya.
βSeruan kami kepada masyarakat internasional adalah untuk memahami bahwa apa yang terjadi di Sudan adalah masalah internal dan kami mampu menanganinya,β kenegaskan tidak akan mengizinkan campur tangan asing dalam masalah ini.
Β Ia juga mengklaim paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah menghancurkan 70 persen fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit. Pertempuran sejauh ini telah menyebabkan sekitar 334.000 warga menjadi pengungsi.*
Leave a Comment
Leave a Comment