InfoMalangRaya.com– Menurut hasil studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Benua Afrika saat ini menghadapi masalah kekurangan gizi sekaligus obesitas.
Sementara sebagian penduduk di Afrika masih kekurangan gizi, sebagian lain sudah tidak mengalami masalah itu tetapi diet mereka buruk dan obesitas meningkat, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet pekan lalu menjelang peringatan World Obesity Day 4 Maret, seperti dilansir RFI (4/3/2024).
Pada tahun 2022, WHO sudah memperingatkan bom waktu obesitas di Benua Afrika, terutama di negara-negara Botswana, Eswatini, Lesotho, Mauritius, Namibia, Seychelles serta Afrika Selatan. Di Gabon, Mauritania dan Aljazair, jumlah obesitas menorehkan rekor tertinggi di Afrika.
Pada 2021, Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan bahwa di Gabon, sementara 18 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami gizi buruk, sebanyak 40 persen orang dewasanya justru kelebihan berat badan.
“Saya bertambah berat badan banyak dalam waktu sepuluh tahun,” kata Ruth, 30, seorang penderita diabetes dasri Gabon kepada RFI.
“Sepertinya berat badan saya bertambah hamoir dua kali lipat. Saya naik dari 52 kg menjadi hampir 105 kg sekarang. Saya tidak pernah pergi ke dokter, tetapi saya tahu saya memiliki masalah berat badan.”
Menurut studi yang dilakukan oleh Unicef dan Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, sebanyak 35 persen anak sekolah di kota-kota besar di Gabon mengalami obesitas.
Penderita diabetes rawan diabetes. Tidak hanya itu risiko penyakit jantung dan kanker juga menjadi lebih tinggi bagi orang yang kelebihan berat badan.
Colette Azandjeme, profesor bidang kesehatan masyarakat dan ahli gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak di Cotonou, Benin, meyakini perubahan pola makan – yang berarti berubah pula nutrisi yang dikonsumsi – dan gaya hidup yang lebih meniru masyarakat Barat menjadi penyebab utama masalah tersebut.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kita semakin banyak mengkonsumsi makanan yang diproses dan ultra-processed,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa masyarakat sekarang kurang banyak melakukan aktivitas fisik.
“Seiring dengan waktu, kita kehilangan kebiasaan banyak berjalan. Sekarang ada banyak motor, lebih banyak mobil.”
“Kita duduk semakin lama di depan televisi,” imbuhnya.
Penyelenggara World Obesity Day mengatakan bahwa sekitar 1,9 miliar di dunia orang akan mengalami obesitas pada 2035.*