Agama Memiliki Peran Menyelesaian Konflik dan Penguat Hidup Damai  

admin 344 Views
4 Min Read

InfoMalangRaya.com–Kehidupan beragama sejatinya telah berkontribusi dalam melakukan tindakan preventif, persuasif, dan edukatif kepada umatnya. Oleh karena itu, peran agama dalam penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia dapat menjadi penguat bagi umatnya untuk hidup damai dan berkasih sayang seperti yang diajarkan oleh semua agama di Indonesia yakni Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Hal ini disampaikan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan agenda “Konferensi Internasional Agama, Perdamaian dan Peradaban” yang diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta, Ahad, (21/5/2023).
“Perdamaian dan peradaban sumber utamanya adalah ajaran agama,” ujarnya.
Buya Amirsyah menyebutkan bahwa agama memiliki peran yang sangat penting dalam perdamaian dan peradaban. Agama dapat menjadi pedoman dalam menciptakan perdamaian dan tatanan dunia yang adil dan beradab.
Menurutnya, setiap agama mengajarkan kebaikan dan perdamaian dalam agamanya masing-masing. Oleh sebab itu setiap umat beragama harus mampu pengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Jika ada pihak-pihak yang ingin mencoba menyulut konflik, itu sesungguhnya bukanlah ajaran agama tetapi itu hanya kesalahpahaman terhadap agama yang ingin menyalahgunakan agama, dan bahkan agama dijadikan sebagai kedok untuk meraih keuntungan politik, ekonomi, sosial dan hukum yang sifatnya sesaat,” ujarnya.
Keberagaman untuk Dunia
Sebagaimana diketahui, MUI bekerjasama dengan Liga Muslim Dunia menyelenggarakan Konferensi Internasional tentang agama, perdamaian, dan peradaban yang akan diadakan di Hotel Sultan, Jakarta (21-23 Mei 2023).
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kontribusi MUI untuk mengarusutamakan keberagamaan yang berkontribusi bagi perdamaian dan peradaban. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Marsudi Syuhud berbagi tentang kehidupan bangsa indonesia yang tetap hidup berdampingan dengan damai meskipun terdiri dari keberagaman suku, ras, dan agama.
“Dalam forum ini kami akan berbagi pengalaman hidup bersama di antara orang-orang yang berbeda agama di Indonesia yang bersumber dari semboyan bangsa Indonesia ‘Bhineka Tunggal Ika’,” kata dia saat membuka secara resmi Konferensi di Jakarta, Ahad (21/5/2023).
Dia menjelaskan, Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural di dunia. Indonesia adalah negara yang begitu besar dan berwarna dalam kehidupan bermasyarakat, tentu tidak mudah untuk menjadikan Indonesia aman, nyaman, harmonis, dan saling menghargai.
Namun, Kiai Marsudi juga menuturkan, dengan bersandar pada semboyan negara, yaitu ‘Bhineka Tunggal Ika’, maka Indonesia dapat bertahan hingga saat ini dengan aman dan damai.
“Dengan semangat “Bhinneka Tunggal Ika” kita dapat mempersatukan lebih dari 700 bahasa daerah menjadi satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Dengan semangat “Bhineka Tunggal Ika”, kita dapat mempersatukan 1.340 suku bangsa menjadi satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Dengan Semangat Bhineka Tunggal Ika, kita dapat menyatukan 16.771 pulau di Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata dia.
Dia menyebutkan dengan nilai Bhineka Tunggal Ika, lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu) dapat mempersatukan pemeluk berbagai agama di Indonesia, Islam 86,70 peren, Kristen 10,72 persen, Protestan 7,60 persen, Katolik 3,12 persen, Hindu 1,74 peresn, Budha 0,77 persen, Khonghucu 0,03 persen, dan Lainnya 0,04 persen.
Ketua Panitia Pelaksana, Safira Machrusah, menjelaskan konferensi ini dihadiri kurang lebih 300 peserta dari dalam dan luar negeri. Konerensi bertujuan untuk mengkaji model-model keberagamaan transformatif, dimensi peradaban dalam agama, strategi membangun perdamaian dunia berbasis agama dan mengembangkan teologi kerukunan, serta merumuskan model moderasi beragama sebagai sarana pengembangan perdamaian dan peradaban dunia.
Dalam kesempatan ini YM Sheikh Abdurrahman Khayyat, Wakil Rabithah Alam Islami untuk Asia Tenggara akan meyampaikan sambutan atas nama Rabithah terkait peran dan dukungannya bagi pengembangan perdamaian dan peradaban dunia, dengan mengoptimaliasikan pemahaman agama yang moderat.*

Share This Article
Leave a Comment