Perbedaan Telur Putih dan Telur Cokelat
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah ditemukan dan kaya akan manfaat. Namun, banyak orang masih bertanya-tanya tentang perbedaan antara telur berwarna putih dan cokelat serta apakah warna cangkangnya memengaruhi kandungan gizi di dalamnya. Pertanyaan ini sering muncul saat memilih telur untuk dikonsumsi.
Warna cangkang telur tergantung pada jenis ayam yang menghasilkannya. Ayam dengan bulu dan daun telinga putih biasanya menghasilkan telur berwarna putih, sedangkan ayam dengan bulu merah kecokelatan dan daun telinga merah cenderung menghasilkan telur cokelat. Menurut Alison Kane, ahli gizi dari Mass General Brigham, perbedaan warna ini tidak berkaitan dengan nilai gizi telur. Ia menambahkan bahwa warna kuning telur yang lebih pekat pun tidak selalu menunjukkan kandungan gizi yang lebih tinggi, melainkan lebih terkait dengan jenis pakan yang diberikan kepada ayam.
Label seperti “organic”, “free-range”, dan “pasture-raised” lebih menggambarkan cara ayam dibesarkan dan jenis makanan yang mereka konsumsi. Meskipun demikian, semua jenis telur memiliki kandungan gizi yang serupa jika dilihat dari aspek makronutrien utamanya.
Kandungan Gizi Telur dan Manfaatnya bagi Tubuh
Telur dikenal sebagai makanan padat gizi atau nutrient dense food. Satu butir telur besar rata-rata mengandung sekitar 74–78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Selain itu, telur juga mengandung berbagai vitamin dan mineral esensial seperti vitamin A, D, B12, folat, selenium, dan fosfor.
Telur juga merupakan sumber alami kolin, senyawa penting bagi fungsi otak dan perkembangan janin. Kandungan ini jarang ditemukan dalam pola makan modern, meskipun sangat vital, terutama bagi ibu hamil dan menyusui. Selain itu, telur mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin yang membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko degenerasi makula serta katarak pada usia lanjut.
Tidak Perlu Khawatir dengan Kolesterol dalam Telur
Meski satu butir telur mengandung sekitar 186–207 mg kolesterol, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolesterol dari makanan tidak berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kolesterol darah pada kebanyakan orang. Hal ini karena hati mampu mengatur produksi kolesterol secara alami untuk menyesuaikan asupan dari luar.
WebMD mencatat bahwa konsumsi telur justru dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh dan dapat berkontribusi pada penurunan kadar trigliserida, terutama jika telur diperkaya dengan asam lemak omega-3. Dalam sebuah studi di China, konsumsi satu butir telur setiap hari bahkan dikaitkan dengan penurunan risiko kematian akibat stroke hemoragik hingga 30 persen.
Baik untuk Jantung dan Membantu Diet
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi telur tidak meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan pada individu dengan diabetes tipe 2, selama dikonsumsi dalam konteks pola makan sehat. Selain itu, telur memberikan efek kenyang yang tinggi. Konsumsi telur saat sarapan terbukti mampu menekan nafsu makan dan membantu mengontrol asupan kalori sepanjang hari.
Dalam sebuah penelitian, remaja yang sarapan telur mengonsumsi 130 kalori lebih sedikit saat makan siang dibandingkan mereka yang mengonsumsi sarapan lain. Hal ini menunjukkan bahwa telur bisa menjadi pilihan yang baik untuk mendukung diet sehat dan menjaga keseimbangan nutrisi.