InfoMalangRaya.com – Mengajak menentang kewajiban memakai hijab, seorang penyanyi pop Mehdi Yarrahi ditangkap Kepolisian Iran pada Senin.
Sehari sebelumnya, situs web Mizan Online milik kehakiman Iran mengumumkan bahwa sebuah “kasus hukum” telah diajukan terhadap Yarrahi “setelah merilis sebuah lagu yang menentang moral dan adat istiadat masyarakat Islam.”
Penyanyi tersebut kini telah “ditangkap atas perintah jaksa Teheran,” kata Mizan Online pada hari Senin.
Penangkapan ini terjadi hampir setahun setelah kematian seorang warga Kurdi Iran, Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan pada 16 September lalu, yang memicu protes berbulan-bulan di seluruh negeri.
Amini ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat di Republik Islam yang mewajibkan wanita untuk menutupi kepala dan lehernya.
Yarrahi bersikap menantang setelah pengumuman kasus hukum tersebut.
“Jangan menangis, saya adalah mimpi buruk hakim ini,” katanya dalam sebuah pesan yang diposting di X, menambahkan: “Mari kita terus berbicara tentang peringatan pembunuhan Mahsa Amini.”
Pihak berwenang telah membantah tuduhan dari keluarga Amini bahwa dia meninggal karena dipukuli.
Pada hari Jumat, Yarrahi, 41, merilis lagu berjudul “Roosarito,” yang berarti “Jilbab Anda” dalam bahasa Farsi, yang mengekspresikan dukungan untuk gerakan protes tahun lalu.
Dalam video klip lagu yang berdurasi tiga menit itu, Yarrahi memasukkan slogan gerakan protes, “Perempuan, kehidupan, kebebasan.”
Ia menyerukan kepada para wanita untuk “melepaskan kerudung mereka,” dan video tersebut juga menyertakan klip pendek yang menampilkan beberapa wanita yang menari dengan rambut yang terbuka.
Mizan mengatakan bahwa tindakan hukum terhadap Yarrahi juga akan mencakup “lagu kontroversial” lain yang dirilisnya pada bulan Oktober. Berjudul “Soroode Zan” atau “Lagu Kebangsaan Wanita”, lagu ini menjadi ciri khas gerakan protes, terutama di universitas-universitas.
Selama berbulan-bulan protes, yang secara umum disebut pemerintah Syiah Iran sebagai “kerusuhan” yang didalangi oleh pihak asing, ribuan warga ditangkap dan ratusan lainnya tewas, termasuk puluhan petugas keamanan.
Pada bulan Juli, pengadilan Iran menjatuhkan hukuman enam tahun tiga bulan penjara kepada rapper terkemuka Toomaj Salehi, 32, yang mendukung protes, atas tuduhan “merusak bumi”, salah satu pelanggaran paling serius di Republik Islam itu.
Perempuan Iran semakin sering melanggar aturan berpakaian yang ketat sejak protes massa mulai menyerukan diakhirinya kewajiban berjilbab.
Bulan lalu, media pemerintah mengatakan bahwa polisi telah meluncurkan kembali patroli untuk menangkap mereka yang membiarkan rambut mereka terbuka di depan umum.*