Infomalangraya – MALANG KOTA – Masih semrawutnya kabel di kawasan Kajoetangan Heritage mendapat perhatian serius dari DPRD Kota Malang. Para wakil rakyat mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Malang segera menanam kabel tersebut.
Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arif Wahyudi mengatakan, realisasi penanaman kabel paling lambat akhir tahun ini. Menurut dia, ada beberapa keuntungan yang dirasakan pemerintah jika kabel sudah ditanam.
Salah satunya, mempercantik kawasan Kajoetangan. Selain itu, pemkot juga berpotensi mendapat pemasukan. Sebab, provider dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memanfaatkan jaringan di kawasan Kajoetangan heritage akan dikenakan biaya sewa.
Dia menyarankan agar pemkot segera mengomunikasikan penanaman kabel tersebut dengan provider maupun PLN. ”Provider dan PLN tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada hitung-hitungannya (sewa),” ujar Arif Wahyudi, kemarin.
”Tapi sementara ini belum tahu hitung-hitungannya (biaya sewa). Harusnya muncul di awal. Kenapa harus menunggu ditanam dulu baru di hitung?,” tegas legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Klojen itu.
Arif menilai, Pemkot Malang hanya menjalankan kebijakan secara setengah-setengah dan tidak serius. Sebab jika Pemkot Malang serius, katanya, seluruh persoalan bisa diselesaikan dan direalisasikan. ”Tergantung good will dari pemerintah saja. Kalau punya good will ya sudah dikerjakan bareng-bareng, kan beres,” tutur pria yang pernah menjadi wakil ketua DPRD Kota Malang itu.
Lebih lanjut dia meminta, bukan hanya Kajoetangan yang dibenahi terkait kabel yang semrawut. Wilayah Kota Malang lainnya juga perlu diperhatikan. “Kajoetangan itu bagian kecil dari perkabelan di Kota Malang. Harapan saya, dibikin kajian dan road map untuk lokasi lain yang memprihatinkan seperti daerah Borobudur itu,” jelas Arif.
Menanggapi desakan legislator, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Dandung Djulharjanto mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PLN terkait penanaman kabel di Kajoetangan Heritage. Namun dia memastikan, hal itu dilakukan jika kajian dari Pemkot Malang sudah tuntas dan tinggal eksekusinya saja.
“Karena PLN punya kriteria sendiri dalam penanaman kabel ini. Maka dari itu, kami mengoordinasikan dengan kajian yang kami buat,” ungkap Dandung.
Adanya kriteria sendiri karena dimensi kabel milik PLN berbeda dengan kabel milik provider. Sementara itu, diperkirakan penanaman kabel membutuhkan biaya Rp 12,5 miliar.(adk/dan)