Akhirnya, Selesai Sudah Dongeng Anatoli Polosin

OLAHRAGA198 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Selesai sudah dongeng Anatoli Polosin, cerita yang nyaris selalu muncul ketika Indonesia akan bertarung di SEA Games cabang sepak bola. Ya, selama 32 tahun sudah kita dijejali cerita-cerita indah masa-masa era kepelatihan nakhoda asal Rusia itu.

Tak berlebihan memang, cerita indah timnas Indonesia era Anatoli Polosin selalu terukir dan menghiasi media-media masa, terlebih tiap kali akan ada gelaran pesta olahraga se-Asia Tenggara itu. Pembaca atau suporter tanah air acap dihidangkan cerita-cerita heroik saat itu, termasuk dari para mantan pemainnya.

– Advertisement –

Bagaimana saat itu almarhum Polosin menggembleng pemain Indonesia dengan lari di gunung, dan tes fisik yang gila. Muaranya jelas, para pemain Garuda sukses merengkuh medali emas keduanya saat itu. Para pemain era Sudirman dan rekan-rekan kala itu berjuang sangat heroik, menaklukkan Thailand di final melalui adu penalti.

Dmitry Sointsev

Timnas Indonesia saat itu berhasil menang 4-3 atas Thailand di Rizal Memorial Stadium. Mentalitas jelas bicara. Sebagai gambaran suasana, malam di Rizal Memorial Stadium sempat tak berpihak kepada Garuda ketika Maman Suryaman gagal mengeksekusi tendangan penalti kedua. Namun, aksi heroik Edddy Harto yang memblok tendangan penalti Pairote Pongjan akhirnya membuahkan medali emas SEA Games 1991.

– Advertisement –

Akan tetapi kini, kisah itu semuanya telah berakhir. Bukan, bukan soal kenangan dan aksi-aksi anak asuh Anatoli Polosin. Tapi, kini masyarakat sepak bola Indonesia punya cerita baru yang bisa dikenang, yaps pada masa kepelatihan Indra Sjafri.

Perjuangan Era Indra Sjafri Tak Kalah Heroik dari Era Anatoli Polosin

Lembaran cerita baru, kisah sepak bola Indonesia di SEA Games tak kalah heroiknya. Menariknya, pemegang peran antagonisnya sama, Thailand. Keduanya bersua di final setelah Indonesia taklukkan Vietnam, dan Thailand hantam Myanmar pada babak semifinal.

– Advertisement –

Selasa malam, 17 Mei 2023 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, ukiran kisah baru itu dimulai. Aksi Ramadhan Sanantha yang menanduk bola hasil lemparan ke dalam Alfeandra Dewangga menit ke-25, dan tembakan akrobatik menit ke-45+5 menjadi cerita bagian pertama kisah ini.

PSSI

Suporter timnas Indonesia dibuat melambung dengan keunggulan dua gol di babak pertama. Namun, Tuhan tampaknya ingin cerita ini tak berakhir dengan alur yang mudah ditebak. Ya menit ke-65, Anan Yodsangwal menjadi penanda dimulainya cerita bagian kedua.

Dia mencetak gol yang seakan menaikkan moril rekan-rekannya. Indonesia sempat jatuh-bangun mempertahankan kedudukan. Pada ujung waktu tambahan, wasit asal Oman, Kassem Matar Al-Hatmi meniup peluit yang dikira peluit panjang dan bikin bench Indonesia berselebrasi.

Namun alurnya malah plot twist. Itu bukan peluit panjang, dan beberapa saat kemudian Thailand malah mencetak gol penyama kedudukan melalui Yotsakorn Burapha. Gol itu memantik kericuhan karena bench Thailand berselebrasi ke depan bench Indonesia. Yaps, kita berada dalam pembuka part ketiga.

Bagian Akhir Cerita Heroik Indonesia Era Indra Sjafri

Kericuhan tak terhindarkan. Kepolisian setempat bahkan sampai turun tangan. Puncaknya terjadi pada saat Irfan Jauhari mencetak gol menit ke-91. Seperti kisah Sinetron di Indosiar, peran antagonis akan menerima akibatnya.

Yes, Indonesia membalas tuntas tingkah Thailand yang berselebrasi ke depan bench Indra Sjafri. Para ofisial dan pemain Indonesia pun gantian berselebrasi ke depan bench Thailand. Sesuai prediksi, kericuhan pecah seada-adanya. Baku hantam tak terhindarkan. Manajer timnas, Sumardji bahkan sampai terpontang-panting hingga jatuh padahal memiliki maksud meredakan situasi.

Semuanya seakan klimaks buat timnas Indonesia. Bermula ketika kiper Thailand, Soponwit Rakyart dikartu merah. Thailand kehilangan konsentrasi dengan Jonathan Khemdee plus Teerasak Poeiphimai jua menerima kartu merah pada menit ke-102 dan ke-118.

Timnas Indonesia lantas di atas angin karena unggul jumlah pemain. Gol dari Fajar Fathurrahman dan Beckham Putra Nugraha pun menutup kisah indah, lembaran baru cerita sepak bola Indonesia pada ajang SEA Games 2023.

PSSI

Setelah ini, kenangan era Anatoli Polosin pasti akan tetap terawat di benak suporter Indonesia. Namun kini, ada cerita baru yang tak kalah menarik untuk diulas tiap dua tahun sekali, yakni bagaimana perjuangan Rizky Ridho dan rekan-rekan untuk merebut emas pertama Indonesia dari cabang sepak bola setelah 32 tahun lamanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *