Kehancuran yang Terjadi Jelang Pelantikan PPPK
Melda Safitri, seorang wanita asal Aceh yang dikenal melalui akun Facebooknya Safitri Alshop Aceh, kini menjadi sorotan setelah kisah hidupnya viral. Ia mengaku diceraikan oleh suaminya, JS, menjelang pelantikannya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kisah ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang sifat asli Melda dan alasan perceraian yang terjadi di tengah momen penting dalam kehidupan pasangan tersebut.
Apa Itu PPPK?
PPPK adalah singkatan dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Program ini merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN), namun status kepegawaiannya berbeda dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena diangkat berdasarkan kontrak. PPPK diangkat untuk menjalankan tugas pemerintahan selama jangka waktu tertentu. Mereka juga termasuk dalam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri).
Baju Korpri yang Dibeli dari Hasil Jualan Cabai dan Sayur
Sebelum diceraikan, Melda sempat membelikan baju Korpri untuk suaminya. Seragam ini digunakan oleh anggota Korpri, termasuk PNS, ASN, dan PPPK. Baju Korpri biasanya dikenakan pada acara resmi seperti upacara hari besar nasional atau rapat resmi Korpri. Namun, baju tersebut dibelikan Melda dari hasil jualan cabai dan sayurnya sendiri, menunjukkan kesulitan ekonomi yang ia alami selama pernikahannya.
Sifat Asli Melda yang Diungkap
Setelah kisahnya viral, Melda akhirnya membuka rahasia tentang alasan perceraian yang terjadi. Ia mengakui bahwa suaminya menuding dirinya sebagai pemicu perceraian. Menurut Melda, suaminya menyebut dirinya keras kepala dan tidak bisa diatur. Meski mengakui kekurangannya, Melda merasa kecewa karena perceraian terjadi tepat saat suaminya mencapai kesuksesan.
“Kalau saya memang istri yang kurang sempurna, saya banyak salah. Tapi saya kecewanya setelah saya temani dari nol tapi pas dia sudah sukses dia tinggalin,” ujarnya.
Tekanan Finansial yang Menghimpit
Selain masalah sifat, Melda juga menyebutkan tekanan finansial sebagai faktor utama dalam hubungan mereka. Kondisi ekonomi yang sulit membuatnya kesulitan merawat diri. “Mungkin dari penampilan saya yang kurang menyenangkan lagi, kurang mengurus diri, karena jujur siapa sih perempuan yang tidak mau cantik? Tapi kan faktor ekonomi juga. Nanti kalau saya usahakan untuk membeli bedak, nanti bagaimana dengan kebutuhan kami,” imbuhnya.
Impian Hancur Dua Hari Jelang Pelantikan
Tanggal 15 Agustus 2025 menjadi titik nadir bagi Melda. Dua hari sebelum suaminya menerima Surat Keputusan (SK) sebagai PPPK Satpol PP Aceh Singkil, ia mendengar kabar perceraian. Momentum yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaan justru berakhir dengan perpisahan.
“Saya membayangkan nanti pas di hari pelantikannya saya datang terus foto bareng seperti keluarga lain,” ujarnya lirih. Ironisnya, atribut Korpri yang akan dikenakan suami saat pelantikan justru ia belikan dari hasil jualan cabai dan sayur.
Mental Hancur, Kini “Mati Rasa”
Setelah diceraikan dan ditinggalkan, Melda mengaku mentalnya hancur. Ia menyebutkan bahwa meskipun fisik suaminya tidak pernah kasar, hatinya telah terluka. Namun, di balik kehancuran batin tersebut, Melda kini mencoba bangkit dan menunjukkan ketegarannya. Ia mengungkapkan bahwa perasaannya terhadap sang suami telah hilang sepenuhnya.
“Jujur kalo sekarang hati saya ke dia sudah kosong (mati rasa), tapi saya lebih fokus untuk saya,” tegasnya.
Kembali ke Rumah Orang Tua dan Berjuang Sendiri
Setelah perceraian, Melda kini kembali ke rumah orang tuanya di Meukek, Aceh Selatan, bersama kedua anaknya. Hingga Oktober 2025, ia bertahan menghidupi keluarga kecilnya dari hasil jualan gorengan dan minuman seribuan di depan rumahnya. Ini membuktikan bahwa ia mampu berdiri di atas kaki sendiri meski impian pernikahannya telah pupus.







