Akmal: Waspadai Pembenaran untuk Tidak Bela Palestina

InfoMalangRaya.com—Ada perkembangan terkini yang kurang menyenangkan di Tanah Air, yaitu banyaknya pihak yang memberikan pembenaran untuk tidak membela Palestina.

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Hal itu disampaikan oleh Akmal Sjafril dalam sambutan yang diberikannya untuk kajian daring yang diselenggarakan oleh Komunitas #IndonesiaTanpaJIL (ITJ), Sabtu (14/10/2023) silam.
“Sejak beberapa tahun belakangan ini, nampaknya semakin banyak yang tidak tahu malu dan menyatakan dukungannya kepada kaum zionis,” ujar Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Pusat itu.
Meski demikian, fenomena munculnya dukungan terhadap kaum zionis bukan hal yang paling memprihatinkan. Menurut Akmal, yang paling mengherankan adalah orang-orang yang sehari-harinya taat menjalankan ajaran Islam, bahkan aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah, namun justru enggan untuk menyatakan pembelaannya terhadap Palestina.
“Ada macam-macam alasan yang dikemukakan, dan makin lama makin absurd. Ada yang bilang bahwa mereka bela Palestina, tapi tidak bela Hamas. Padahal realita penjajahan sudah begitu jelas kita saksikan, lantas mengapa harus memusuhi mereka yang berjuang?” ujar Akmal lagi.
Belakangan muncul kelompok yang menyebarkan isu bahwa Hamas adalah Syi’ah. “Kalau ditanya mengapa menuduh seperti itu, mereka menjawab karena Hamas membeli senjata dari Iran. Ini analisis yang terlalu mentah, tandanya tidak mengerti realita perang, “ ujarnya.
Dalam situasi terdesak, orang akan mengambil bantuan dari mana saja, termasuk senjata. Kalau dikatakan bahwa semestinya Hamas tidak membeli senjata dari negara yang beraliran Syiah, maka patutnya kita bertanya, apakah ada negara Arab yang beraliran Ahlu Sunnah yang telah menawarkan senjata kepada mereka?
“Kalau jawabannya tidak ada, maka itulah situasi terdesak yang dapat membenarkan tindakan Hamas tersebut. Tapi hal itu tetap tidak membenarkan siapapun untuk melancarkan fitnah serampangan kepada mereka,” papar Akmal secara panjang lebar.
Yang terbaru dan paling mengenaskan, menurut Akmal, adalah ketika orang menolak membela Palestina karena keliru memahami fenomena akhir zaman.
“Sekarang ramai kajian akhir zaman. Selalu disebutkan bahwa akhir zaman ditandai dengan perang di wilayah Syam. Itu betul. Tapi entah kenapa sekarang banyak orang berani memastikan bahwa perang yang sekarang inilah perang akhir zaman itu. Padahal belum tentu,” ujarnya.
Menurunya, dulua, Al-Quds pernah dikuasai Pasukan Salib selama 89 tahun, akhirnya merdeka. Bahkan bangsa kita dijajah lebih dari seratus tahun, akhirnya merdeka juga.
“Kok yakin sekali bahwa Palestina takkan merdeka kecuali menjelang Kiamat? Bagaimana kalau ternyata besok Palestina merdeka, dan ternyata Kiamat masih sekian puluh tahun lagi?” ujar Akmal.
Belakangan, kesalahpahaman semacam itu malah bertambah parah. “Malah ada yang bertanya, kalau Palestina merdeka sekarang, apa kita siap menghadapi huru-hara Kiamat? Seolah-olah jadwal Kiamat bisa kita undurkan. Ini musibah pemikiran!” tandas Akmal.
Dalam kajian bertajuk “Taufan Al-Aqsa: Titik Balik Perjuangan Rakyat Palestina” tersebut, ITJ menghadirkan Ahmad Rofiqi sebagai narasumbernya.
Menurut Akmal, ia sangat tertarik untuk mendengarkan perspektif Rofiqi yang optimis dalam memandang permasalahan di Palestina kini.
“Judul kajian ini adalah usulan Mas Rofiqi sendiri. Saya merekomendasikan kajian ini kepada ITJ karena merasa bahwa kita memerlukan pandangan optimis di tengah-tengah derasnya arus pesimisme yang tengah menghantui umat,” ungkap Akmal.* (ITJ Media Center)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *