InfoMalangRaya.com—Al-Azhar Al-Sharif menyampaikan duka cita atas meninggalnya tokoh pendakwah Salafi Syeikh Abu Ishaq Al-Huwaini, yang meninggal hari ini pada usia 69 tahun, setelah mendedikasikan waktu mengabdikan Sunnah Nabi dan ilmu-ilmunya.
Al-Azhar menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum, para santri dan orang-orang terkasihnya, seraya memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya yang luas kepada mendiang semoga Allah SWT memberikan kesabaran kepada keluarga dan kerabatnya.”
“Al-Azhar memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada mendiang Syeikh, serta agar keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan penghiburan. {Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,” demikian bunyi pernyataan Imam Besar Al Azhar, Syeikh Ahmad Thayip di akun Facebook resmi Al-Azhar.
Syeikh Abu Ishaq al-Huwaini, seorang ulama kalangan Salafi Mesir dan murid mendiang Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani.
Ulama senior berusia 68 tahun ini tinggal di Doha, Qatar setidaknya selama satu dekade terakhir, setelah pindah karena tindakan keras rezim Al-Sisi terhadap para pemimpin Muslim sejak tahun 2013 dan seterusnya.
Belakangan ini, kesehatannya menurun dan ia menderita stroke sebelum meninggal pada hari Senin, 17 Ramadan 1446.
Abu Ishaq lahir dalam keluarga petani, di desa Hewen di Mesir utara pada tanggal 10 Juni 1956 (1 Dzul-Qaida 1375).
Nama lahirnya adalah Hijazi Muhammad Yusuf Sharif. Akan tetapi, ia lebih populer panggilan kunya, Abu Ishaq — diambil dari nama Sahabat Sa’d ibn Abī Waqqās, dan ulama abad ke-14, Abu Ishaq al-Shatibī — diikuti dengan nama desanya.
Ia penah belajar di Madrasah al-Alsun dan Universitas Ain Shams, yang keduanya berlokasi di Kairo, Mesir. Di Ain Shams, ia belajar bahasa Spanyol.
Abu Ishaq adalah seorang guru dan tamu tetap di program televisi al-Nas, al-Fadfada — yang membahas topik-topik yang bersifat keagamaan, sosial, dan moral.*